Baca Juga: Marga Han, Kisah Kesohoran Tionghoa Peranakan yang Berawal dari Lasem
Saat ini Bappeda mendorong isu-isu strategis dalam visi misi kedua calon kepala daerah Kabupaten Rembang yang akan berlaga dalam Pilkada November tahun ini. Menurutnya, calon-calon kepala daerah itu telah memasukkan Lasem sebagai salah satu program strategis mereka. "Dan, tentu saja suatu hal yang menarik karena Lasem memiliki potensi yang besar dari sisi budaya, sisi sejarah, sisi seni, dan sebagainya," ungkapnya.
Sebagai warga Lasem, ia memahami bahwa kotanya memiliki lanskap budaya dan arsitektur bersejarah. Perihal rencana tata kota Lasem, ia menginginkan "pengembangan Kota Pusaka Lasem menuju Cagar Budaya sesuai tingkatan dan tahapannya."
Tentunya, ia mewanti-wanti, dengan memperhatikan tiga substansi: Tetap menjaga kelestarian budaya (benda dan tak benda); pelindungan, dan pemanfaatannya.
Dalam pengantarnya dalam pembukaan pameran, ia mengatakan, "Pada intinya Bappeda akan hadir di dalam melakukan fasilitasi, memerbitkan regulasi, melahirkan kebijakan-kebijakan dan penganggaran."
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayat Lasem, Gus Afan—sapaan akrabnya—mengatakan bahwa sarung batik Lasem sudah sangat dikenal di kalangan santri dan kyai. "Itu kita dorong untuk menjadi produk unggulan dan menjadi komoditas nasional serta mendorong kiprah pesantren di tingkat nasional maupun internasional—salah satunya melalui batik yang kaya dengan sejarah dan seni," ujarnya.
Mutaqin, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Rembang, mengatakan ia bertugas untuk menggiatkan upaya pelestarian dan pelindungan, baik budaya benda maupun tak benda.
Untuk mencapainya, ia akan menurunkan ke dalam tataran teknis bagaimana merefleksikan cara melestarikan budaya, baik benda maupun tak benda—dalam konteks ini adalah batik Lasem.
Alih-alih sekadar ajakan, ia memilih untuk lebih mengutamakan langkah-langkah pemerintah, baik tekstual maupun konkret. Pemerintah kabupaten, kata Mutaqin, sangat berkomitmen untuk melestarikan apa yang menjadi budaya warisan kita berupa batik Lasem. "Karena kita memiliki potensi luar biasa," ujarnya.
Ia menambahkan, "Tidak hanya berupaya melestarikan, tetapi juga bagaimana memberikan kontrobusi batik Lasem terhadap giat ekonomi bagi para pelaku, penikmat, serta masyarakat yang ada di Lasem dan sekitarnya."
Batik sebagai 'spesies kunci'
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR