"Kenaikan biaya yang ditargetkan di beberapa taman yang paling banyak dikunjungi akan membantu memastikan bahwa taman-taman tersebut dilindungi dan dilestarikan selamanya serta pengunjung menikmati pengalaman kelas dunia yang mencerminkan tujuan wisata menakjubkan yang mereka kunjungi."
Namun, rencana kenaikan tarif ini tidak lepas dari kontroversi dan menimbulkan kekhawatiran akan dampak sosial-ekonomis yang signifikan.
Beberapa pihak, terutama kelompok advokasi lingkungan dan masyarakat berpenghasilan rendah, menyuarakan keprihatinan bahwa kenaikan biaya akan membatasi akses masyarakat terhadap taman nasional.
Gabe Vasquez, koordinator New Mexico untuk Latino Outdoors, sebuah organisasi yang mendorong partisipasi komunitas Latino dalam kegiatan rekreasi di alam bebas, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kenaikan biaya akan menjadi penghalang bagi banyak keluarga, terutama keluarga kulit berwarna.
Organisasinya sering kali membawa kelompok besar untuk melakukan kegiatan hiking dan eksplorasi alam di taman nasional, namun kenaikan biaya yang signifikan akan membuat kegiatan tersebut menjadi sangat mahal.
"Bagi keluarga yang ingin pergi ke taman, penghalang biaya tersebut bukan hanya persepsi, dan itu secara tidak proporsional mempengaruhi keluarga kulit berwarna," ujar Vasquez.
"Orang tidak mampu membayar AS$25 setiap kali mereka ingin pergi hiking. Ini mengikis definisi publik ini."
Ancaman bagi inklusivitas
Gibbens menggambarkan rencana kenaikan tarif masuk taman nasional Amerika Serikat yang signifikan telah memicu kekhawatiran akan semakin berkurangnya akses bagi kelompok minoritas, terutama komunitas kulit berwarna.
Padahal, selama bertahun-tahun, upaya telah dilakukan untuk meningkatkan representasi kelompok-kelompok ini di area konservasi yang ikonik tersebut.
Secara historis, taman nasional seringkali dianggap sebagai ruang eksklusif yang didominasi oleh populasi kulit putih. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari hambatan finansial untuk mencapai dan memasuki taman, hingga kurangnya representasi dan inklusivitas yang membuat kelompok minoritas merasa tidak diterima.
Baca Juga: Masyarakat Adat Garda Terdepan Kelestarian Taman Nasional Wakatobi
KOMENTAR