Sebenarnya, untuk mengatasi ketidakseimbangan ini, NPS telah meluncurkan program Urban Agenda yang bertujuan untuk menarik lebih banyak pengunjung dari daerah perkotaan, terutama dari komunitas yang kurang terwakili. Namun, rencana kenaikan tarif yang signifikan ini dikhawatirkan akan menghambat upaya tersebut.
"Kami memiliki masalah keragaman yang nyata," ungkap Michael Reynolds, mantan direktur asosiasi untuk tenaga kerja dan inklusi NPS, speerti dikutip oleh Gibbens. Sentimen ini diperkuat oleh berbagai kelompok masyarakat yang telah berupaya keras untuk meningkatkan aksesibilitas taman nasional bagi semua kalangan.
Teresa Baker, yang aktif dalam organisasi African American Nature and Parks Experience, merasa sangat prihatin dengan rencana kenaikan tarif ini. Organisasinya telah bekerja keras untuk membawa komunitas kulit berwarna ke alam bebas, namun kenaikan biaya yang signifikan akan menjadi penghalang besar.
"Ini akan menjadi hambatan lain bagi kami untuk diperjuangkan," kata Baker, seperti dituliskan oleh Gibbens. Ia juga menyoroti kondisi infrastruktur taman nasional yang membutuhkan perbaikan, namun kenaikan tarif menurutnya bukanlah solusi yang tepat.
Robert Hanna, cicit dari konservasionis terkenal John Muir, juga menyuarakan keprihatinannya. Ia percaya bahwa taman nasional seharusnya menjadi tempat yang dapat diakses oleh semua orang tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi.
"Saya benar-benar percaya bahwa tanggung jawab negara kami adalah memastikan bahwa taman kami dapat diakses oleh siapa saja kapan saja," tegas Hanna, dikutip oleh Gibbens.
NPS membenarkan bahwa kenaikan tarif didasarkan pada studi historis tentang biaya masuk taman nasional. Namun, para kritikus berpendapat bahwa argumen historis tersebut tidak relevan dengan konteks sosial dan ekonomi saat ini, di mana ketidaksetaraan masih menjadi masalah yang serius.
Jeremy Barnum, juru bicara NPS, berusaha meminimalkan dampak kenaikan tarif dengan mencatat bahwa hanya sebagian kecil dari total taman nasional yang akan terkena dampak, dan bahwa biaya perjalanan dan akomodasi biasanya lebih besar dibandingkan biaya masuk.
Dampak ekonomi dan sosial
Di sisi lain, Hanna mengingatkan kita akan potensi dampak negatif dari penurunan jumlah pengunjung akibat kenaikan biaya. Kota-kota kecil di sekitar taman nasional sangat bergantung pada sektor pariwisata. Pendapatan dari hotel, restoran, dan bisnis lokal lainnya sangat dipengaruhi oleh jumlah wisatawan yang datang.
Kota-kota kecil di sekitar taman nasional merasakan limpahan rezeki berkat kunjungan wisatawan. Sebuah laporan dari NPS mengungkapkan fakta menarik: pada tahun 2016 saja, para pengunjung taman menyumbangkan sekitar AS$18,4 miliar ke ekonomi lokal di sekitar kawasan taman.
Lebih dari separuh jumlah ini dihabiskan untuk menginap di hotel dan mencicipi kuliner di restoran. Angka ini bahkan meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2013 yang hanya mencapai AS$14 miliar.
Namun, di balik keindahan alam yang ditawarkan, taman nasional juga menghadapi tantangan serius: keterbatasan dana. Pada Mei 2017, pemerintah mengajukan anggaran sebesar AS$2,55 miliar untuk tahun fiskal 2018
Zinke dalam pernyataannya menekankan urgensi untuk mengatasi masalah pemeliharaan yang menumpuk di berbagai taman nasional.
Para pendukung proposal anggaran ini optimis usai mengambil contoh kenaikan biaya masuk pada tahun 2015 yang tidak akan mengurangi jumlah pengunjung. Bahkan, NPS mencatat rekor kunjungan tertinggi pada tahun 2016.
Alan Spears, direktur sumber daya budaya di National Parks Conservation Association, memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Ia tidak terlalu khawatir dengan dampak kenaikan biaya masuk terhadap taman-taman seperti Grand Tetons yang memang sudah menjadi tujuan wisata premium.
Namun, ia mengkhawatirkan dampaknya terhadap taman-taman yang lebih mudah dijangkau.
"Kami khawatir kenaikan biaya akan mengurangi jumlah pengunjung," ujar Spears seperti dikutip oleh Gibbens.
Meskipun tidak setuju dengan kenaikan biaya masuk sebagai solusi jangka panjang, Spears menyarankan agar masyarakat yang memiliki keterbatasan finansial dapat mengunjungi taman-taman lokal atau taman negara bagian lainnya yang masih bebas biaya masuk.
KOMENTAR