Beberapa dewa awal lainnya muncul dari jurang kekosongan menganga yang disebut Chaos. Mereka adalah Gaia (Bumi), Eros (Cinta), dan Tartarus (lubang suram di dasar alam semesta).
Chaos bukan hanya makhluk yang memicu terjadinya penciptaan, tetapi ia juga salah satu dewa udara awal. Chaos adalah dewa yang mewakili udara normal pada umumnya yang mengelilingi Bumi.
Oleh karena itu, Chaos merujuk pada udara yang dihirup oleh manusia. Gaia menciptakan kubah padat langit, Uranus, yang di dalamnya terdapat tiga bagian udara, yang masing-masing dihirup oleh makhluk yang berbeda.
Selain Chaos dan Aether, ada dewa Erebus yang merupakan personifikasi kegelapan. Kabut hitam pekat Erebus memenuhi bagian terendah dan terdalam Bumi. Kabut Erebus mengisi Dunia Bawah dan ruang di bawah Bumi.
Berbeda dengan personifikasi sifat manusia yang menjadi ciri para dewa dan dewi generasi selanjutnya, Olympus, dewa-dewi awal Yunani kuno dipandang secara berbeda. Mereka murni bersifat unsur dan tidak diberi bentuk fisik layaknya manusia.
Dewa-dewa awal adalah personifikasi dari elemen yang mereka wakili. Orang Yunani kuno menganggap udara atas yang murni dari atmosfer bumi sebenarnya adalah dewa awal, Aether. Orang-orang kuno percaya bahwa kabut Aether mengisi ruang kosong di atas kubah langit.
Dalam mitologi Yunani kuno, Aether dianggap sebagai pelindung manusia. Cahaya Aether yang bersinar memisahkan bumi dari bagian terdalam dan tergelap di alam semesta, Tartarus. Tartarus adalah penjara suram di dasar alam semesta yang akhirnya menjadi tingkat yang paling ditakuti di wilayah kekuasaan Hades, Dunia Bawah.
Dewa Aether diberi peran sebagai pelindung karena ia memastikan kabut gelap Erebus yang merembes dari Tartarus, tempat segala macam makhluk menakutkan ditempatkan di tempat yang seharusnya. Dalam beberapa sumber, Aether disamakan dengan api. Dewa purba ini terkadang diberi kemampuan untuk menyemburkan api.
Menurut silsilah dewa-dewi Yunani secara lengkap yang ditulis oleh penyair Yunani Hesiod berjudul Theogony, Aether adalah putra Erebus (kegelapan) dan Nyx (malam) dan saudara dari Hemera (siang hari). Theogony karya Hesiod secara luas dianggap sebagai sumber silsilah dewa-dewi Yunani kuno yang paling terpercaya.
Baca Juga: Sebelum Tercipta Cahaya, Kegelapan Total Semesta Itu Bernama 'Erebus'
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR