Brandon mengatakan bahwa penguraian plastik dengan bakteri di luar mealworm saat ini lebih lambat daripada laju yang dapat dilakukan mealworm. Namun dalam kondisi yang tepat, penguraian tersebut lebih cepat daripada sistem bakteri lainnya hingga saat ini. Ia tidak dapat membagikan beberapa detail – termasuk nama bakteri tersebut—karena penelitian tersebut belum dipublikasikan.
Apakah serangga pemakan plastik bisa jadi solusi daur ulang alami?
Polusi plastik merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak. The Pew Charitable Trusts memproyeksikan volume plastik yang masuk ke lautan. Menurut laporan, volumenya dapat meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 29 juta metrik ton per tahun pada tahun 2040. Jumlah ini setara dengan 50 kilogram untuk setiap meter garis pantai planet ini.
Laporan itu juga menyatakan bahwa tidak ada solusi tunggal. Namun strategi daur ulang yang ambisius dapat memangkas 31-45% polusi plastik.
Agar mealworm menjadi solusi daur ulang, perlu ada sistem untuk mengumpulkan dan mengolah plastik yang dicerna sebagian yang mereka keluarkan. Menggunakan bakteri dalam tong bioreaktor sebagai gantinya dapat lebih mudah dikendalikan dan tidak akan meninggalkan residu plastik. Bahkan ada potensi untuk menggunakan bakteri untuk memecah plastik menjadi monomer, bahan penyusun plastik lainnya.
Ramani Narayan, profesor dalam bidang teknik kimia dan ilmu material di Universitas Negeri Michigan memberikan tambahan. Menurutnya, kita jangan mengekstrapolasi mealworm menjadi solusi untuk mengolah sampah plastik.
“Penggunaan mealworm tidak akan menjadi solusi sampai Anda dapat menjelaskan bagaimana cara mengintegrasikannya ke dalam infrastruktur pengelolaan limbah yang ada,” kata Narayan. Ia menunjukkan bahwa menangani semua limbah plastik kita akan membutuhkan banyak sekali mealworm.
Proses industri yang terbukti untuk mendaur ulang polistirena dan polietilena sudah ada. Narayan menambahkan bahwa peluang tidak terletak pada teknologi tetapi pada pengumpulan dan pemulihan plastik.
Mengenai solusi biologis, Narayan menganjurkan perancangan plastik yang dapat dikomposkan oleh mikroba bersama padatan biodegradable lainnya.
Untuk saat ini, pengujian Brandon dengan bakteri terus berlanjut. “Kami masih jauh dari melakukannya dalam skala besar,” katanya, “tetapi dengan penelitian baru ini kami mengembangkan sistem yang akan memungkinkan untuk bergerak menuju masa depan ini jauh lebih cepat. Semoga ini akan menjadi teknologi yang layak.”
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR