Pengucilan dari hak-hak politik dan elite militer Sparta menimbulkan rasa kecewa di kalangan Parthenia, terutama karena mereka memiliki garis keturunan Sparta tetapi tidak diakui sepenuhnya.
Ketidakpuasan ini memuncak setelah perang berakhir, ketika Parthenia merasa dikhianati dan ditinggalkan oleh bangsa Sparta. Catatan sejarah menunjukkan bahwa mereka menjadi kekuatan yang mengganggu stabilitas masyarakat Sparta, memicu ketegangan dalam sistem sosial yang sudah sangat terstratifikasi.
Pendirian Kota Taras (Tarentum)
Sparta mengumpulkan kaum Parthenia dan secara resmi mengutus mereka untuk mendirikan sebuah koloni di wilayah Italia selatan. Sparta kemudian menunjuk salah satu dari mereka sebagai pemimpin, yaitu Phalanthos.
Dengan demikian, Sparta terbebas dari tuntutan kelompok ini tanpa konflik atau pertumpahan darah. Pada tahun 706 SM, kaum Parthenia berangkat ke Italia selatan dan mendirikan kota Taras. Kota ini kemudian menjadi salah satu koloni terpenting dalam wilayah Yunani Kuno Raya (Magna Graecia).
Taras berkembang menjadi koloni besar dengan pencapaian yang kuat dalam bidang budaya, ekonomi, dan militer. Pada tahun 500 SM, kota ini telah menjadi salah satu kota terbesar pada masanya dengan populasi sekitar 300.000 jiwa.
Banyak tokoh terkenal seperti filsuf Archytas, jenderal Aristoxenos, dan penulis Livios Andronikos lahir di sana.
Pada masa Romawi, Taras tetap memikat dengan keindahannya. Penyair Horace, dalam salah satu puisinya, mengungkapkan keinginannya untuk pensiun di kota itu pada masa tuanya.
Ia menggambarkan Taras sebagai tempat di mana musim semi berlangsung lama, musim dingin terasa sejuk, dan tanahnya memberikan hasil yang melimpah.
Taras menjadi salah satu koloni Yunani kuno paling sukses di wilayah Mediterania Barat, terkenal karena kekuatan angkatan lautnya, ekonomi yang dinamis, dan pencapaian budayanya.
Saat ini, Taras (yang kini dikenal sebagai Taranto) adalah salah satu kota daratan terbesar di Italia selatan, dengan industri modern seperti pabrik baja dan besi, pabrik kimia, kilang minyak, galangan kapal, serta pabrik pengolahan makanan.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR