Temuan ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang dampak perubahan iklim terhadap stabilitas lapisan es di benua paling dingin di Bumi. Para ilmuwan telah lama memprediksi bahwa pemanasan global akan memicu peristiwa calving ekstrem yang lebih sering, di mana bongkahan es raksasa terlepas dari lapisan es induknya dan mengapung bebas di lautan.
Namun, hasil penelitian terbaru ini justru menunjukkan bahwa meskipun suhu global terus meningkat, risiko terjadinya peristiwa calving ekstrem ternyata tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
"Karena iklim menghangat selama periode penelitian, tetapi luas gunung es terbesar tidak meningkat, temuan ini menunjukkan bahwa peristiwa calving ekstrem tidak selalu merupakan konsekuensi langsung dari perubahan iklim," ujar para peneliti.
Ancaman tersembunyi
Jika peristiwa calving ekstrem tidak menjadi ancaman utama seperti yang diperkirakan sebelumnya, lalu apa yang sebenarnya menyebabkan hilangnya massa es di Antartika?
Jawabannya terletak pada peristiwa calving yang lebih kecil dan lebih sering terjadi. Penelitian ini, sejalan dengan studi-studi sebelumnya, menunjukkan bahwa frekuensi peristiwa calving skala kecil telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun peristiwa-peristiwa ini mungkin tidak se-spektakuler peristiwa calving ekstrem yang dapat memicu gelombang tsunami mini dan mengubah lanskap pesisir, namun dampak kumulatifnya terhadap hilangnya massa es jauh lebih besar.
Para peneliti menggambarkan fenomena ini sebagai "kematian seribu luka". Sama seperti tetesan air yang terus-menerus dapat mengikis batu, begitu pula peristiwa calving kecil yang terjadi berulang kali secara perlahan namun pasti mengurangi volume lapisan es.
Masa depan gunung es dan biaya yang harus ditanggung
Meskipun peristiwa calving dalam skala besar seperti yang pernah terjadi mungkin tidak akan semakin sering, namun model iklim menunjukkan potensi munculnya gunung es super besar, seukuran negara Swiss (38.827 kilometer persegi), dalam kurun waktu satu abad.
Walaupun peristiwa-peristiwa dramatis ini menarik perhatian publik, ancaman sebenarnya terhadap lapisan es Antartika justru berasal dari akumulasi pemecahan es dalam skala yang lebih kecil namun terjadi secara terus-menerus.
Baca Juga: Te Moana-nui-a-Kiwa, Kawasan 'Blue Carbon' Terbesar Dunia yang Dijaga Suku Maori
Bukan Perubahan Iklim yang Pengaruhi Gunung Es Terbesar di Antartika, Lalu Apa?
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR