Pertanian atau perkebunan, penggembalaan ternak, pertambangan, dan pengeboran secara gabungan menyumbang lebih dari setengah dari semua deforestasi. Praktik kehutanan, kebakaran hutan, dan, sebagian kecil, urbanisasi menyumbang sisanya.
Di Malaysia dan Indonesia, hutan ditebang untuk dijadikan lahan produksi minyak kelapa sawit, yang dapat ditemukan dalam berbagai produk mulai dari sampo hingga biskuit asin. Di Amazon, peternakan sapi dan pertanian—terutama perkebunan kacang kedelai—adalah penyebab utamanya.
Operasi penebangan, yang menyediakan produk kayu dan kertas dunia, juga menebang banyak pohon setiap tahunnya. Para penebang, beberapa di antaranya bertindak ilegal, juga membangun jalan untuk mengakses hutan yang semakin terpencil—yang menyebabkan deforestasi lebih lanjut.
Hutan juga ditebang sebagai akibat dari perluasan kota yang semakin luas karena lahan dikembangkan untuk perumahan.
Tidak semua deforestasi disengaja. Beberapa disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam seperti kebakaran hutan dan penggembalaan ternak berlebihan, yang dapat mencegah pertumbuhan pohon muda.
Mengapa deforestasi berbahaya?
Ada sekitar 250 juta orang yang tinggal di daerah hutan dan sabana dan bergantung padanya untuk penghidupan dan pendapatan—banyak dari mereka termasuk masyarakat miskin pedesaan di dunia.
Delapan puluh persen hewan dan tumbuhan darat di bumi hidup di hutan, dan deforestasi mengancam banyak spesies termasuk orang utan, harimau sumatra, dan banyak spesies burung.
Menebang pohon akan menghilangkan sebagian tajuk hutan, yang menghalangi sinar matahari di siang hari dan menahan panas di malam hari. Gangguan tersebut menyebabkan perubahan suhu yang lebih ekstrem yang dapat membahayakan tumbuhan dan hewan.
Dengan hancurnya habitat alam liar dan meluasnya kehidupan manusia, batas antara wilayah hewan dan manusia menjadi kabur, membuka pintu bagi penyakit zoonosis. Pada tahun 2014, misalnya, virus Ebola menewaskan lebih dari 11.000 orang di Afrika Barat setelah kelelawar buah menularkan penyakit tersebut kepada seorang balita yang sedang bermain di dekat pohon tempat kelelawar bertengger.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa mungkin ada sebanyak 1,7 juta virus yang saat ini "belum ditemukan" pada mamalia dan burung, yang hingga 827.000 di antaranya dapat menginfeksi manusia, menurut sebuah studi tahun 2018.
Baca Juga: Mengapa Pohon Sawit Sebanyak Apa pun Tak Bisa Dianggap sebagai Hutan?
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR