Tees juga sering terjadi dalam konteks olahraga, di mana kecepatan dan reaksi cepat menjadi kunci. Beberapa atlet melaporkan mengalami ekspansi waktu dalam momen-momen krusial, seperti saat menghindari benturan atau mengambil keputusan split-second.
Fenomena ini juga dapat terjadi dalam kondisi yang lebih tenang, seperti selama meditasi atau saat berada di alam bebas.
Namun, Tees yang paling ekstrem seringkali dikaitkan dengan penggunaan zat psikedelik seperti LSD atau ayahuasca. Sekitar 10% dari semua pengalaman Tees dalam penelitian ini dilaporkan terjadi di bawah pengaruh zat-zat tersebut.
Seorang partisipan menggambarkan pengalamannya dengan LSD, di mana ia mengamati sebuah stopwatch dan merasakan "waktu seolah-olah berjalan dalam slow-motion yang ekstrem, dengan setiap seperatus detik terasa seperti satu detik penuh."
Teori-teori yang beredar
Lalu apa alasannya? Salah satu teori yang paling umum diajukan untuk menjelaskan TEE adalah peran hormon noradrenalin. Hormon ini dilepaskan dalam tubuh sebagai respons terhadap stres atau situasi darurat, memicu respons "lawan atau lari".
Teori ini berargumen bahwa peningkatan kewaspadaan dan fokus yang diakibatkan oleh pelepasan noradrenalin membuat waktu terasa berjalan lebih lambat. Namun, teori ini menghadapi beberapa tantangan.
Pertama, banyak orang yang melaporkan mengalami TEE dalam kondisi yang tenang dan damai, seperti saat meditasi atau berada di alam. Dalam situasi-situasi ini, tingkat stres dan pelepasan noradrenalin seharusnya rendah.
Kedua, laporan subjektif dari individu yang mengalami TEE seringkali menyebutkan perasaan tenang dan bahkan euforia, bertentangan dengan tingkat kewaspadaan tinggi yang biasanya dikaitkan dengan respons "lawan atau lari".
Misalnya, seorang wanita yang jatuh dari kuda menceritakan pengalamannya di mana waktu terasa melambat secara signifikan. Meskipun dalam bahaya, ia merasa sangat tenang dan mampu mengamati kejadian di sekitarnya dengan detail yang luar biasa. Hal ini sulit dijelaskan hanya dengan mekanisme pelepasan noradrenalin.
Teori evolusioner juga telah diajukan, yaitu bahwa kemampuan untuk memperlambat waktu dalam situasi darurat mungkin merupakan adaptasi yang memungkinkan nenek moyang kita untuk meningkatkan peluang bertahan hidup dalam menghadapi ancaman.
Baca Juga: Ilmuwan: Bukan Salah Anda Jika Resolusi Tahun Baru Selalu Gagal!
KOMENTAR