Pada momen klimaks setiap mela, diyakini bahwa sungai-sungai di tempat-tempat suci tersebut berubah menjadi wadah saripati keabadian purba. Saripati itu memberikan manfaat bagi para peziarah.
Penyebutan lain tentang Kumbh Mela dapat ditemukan dalam catatan pengelana Tiongkok terkenal Xuanzang. Ia mendokumentasikan kemegahan Kumbh Mela selama kunjungannya ke India pada tahun 629–645 M. Tulisannya menyoroti tindakan dermawan Raja Harsha di pertemuan sungai yang suci. Di sana raja memberikan hadiah dan sumbangan kepada para cendekiawan dan pertapa.
Raja Harsha juga terkenal karena menyelenggarakan pertemuan 5 tahunan yang megah di pertemuan suci di Prayag (Prayagraj modern). Di sana ia menyumbangkan semua harta miliknya.
Istilah kumbh berasal dari kata Sansekerta kumbha, atau “kendi”. Selain itu, kumbh juga merupakan nama Sansekerta untuk Aquarius, tanda zodiak tempat Jupiter berada selama mela Haridwar.
Peserta Kumbh Mela berasal dari semua bagian kehidupan keagamaan Hindu, termasuk sadhu (orang suci). Beberapa di antaranya tetap telanjang sepanjang tahun atau mempraktikkan disiplin fisik yang paling keras; pertapa. Mereka meninggalkan isolasinya hanya untuk ziarah ini.
Organisasi keagamaan yang diwakili beragam seperti masyarakat kesejahteraan sosial dan pelobi politik.
Kerumunan besar peziarah, teman, dan penonton bergabung dengan para pertapa dan organisasi masing-masing.
Tempat tersuci di Kumbh Mela diklaim oleh ordo pertapa militan yang dikenal sebagai naga sadhus. Pemerintah India memberlakukan aturan-aturan agar tidak terjadi pertikaian. Namun sejarah mencatat pertikaian berdarah antara kelompok-kelompok yang bersaing untuk mendapatkan prioritas.
Ritual dan upacara
Kumbh Mela merupakan pertemuan berbagai ritual dan upacara. Masing-masing berkontribusi pada pentingnya festival secara spiritual. Ritual-ritual ini menawarkan jalan menuju pemurnian, pencerahan, dan keharmonisan komunal bagi para penyembahnya.
Prosesi Peshwai
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR