Seni ramal tapak tangan
Membaca telapak tangan seseorang (palmistri) dikenal sebagai hiburan di pasar malam. Tetapi dalam sejarah dunia, bentuk serius dari teknik ramalan ini ada di banyak budaya.
Praktik membaca tangan untuk mendapatkan wawasan tentang karakter dan masa depan seseorang digunakan di banyak budaya kuno. Termasuk di seluruh Asia dan Eropa.
Dalam beberapa tradisi, bentuk dan kedalaman garis pada telapak tangan memiliki makna yang paling kaya. Dalam tradisi lain, ukuran tangan dan jari juga dipertimbangkan. Dalam beberapa tradisi India, tanda dan simbol khusus yang muncul di telapak tangan juga memberikan wawasan.
Ramalan telapak tangan mengalami kebangkitan besar di Inggris dan Amerika pada abad ke-19. Hal ini muncul bersamaan dengan berkembangnya ilmu sidik jari. Jika Anda dapat mengenali seseorang dari sidik jarinya, tampaknya masuk akal untuk membaca kepribadiannya dari tangannya.
Salah satu orang yang telapak tangannya dibaca pada masa itu adalah penyair dan penulis drama Irlandia, Oscar Wilde. Pembacanya, Edward Heron-Allen, menerbitkan sketsa tangan Wilde. Sketsa tersebut menjelaskan bahwa telapak tangannya menunjukkan kekuatan otak yang luar biasa dan kekuatan ekspresi yang hebat.
Bibliomancy
Jika Anda ingin jawaban cepat untuk pertanyaan yang sulit, Anda dapat mencoba bibliomancy. Secara historis, teknik meramal sendiri ini dilakukan dengan buku-buku penting apa pun yang tersedia.
Di seluruh Eropa, karya-karya Homer atau Virgil digunakan. Di Iran, karya-karya tersebut sering kali berupa Divan karya Hafiz, kumpulan puisi Persia. Dalam tradisi Kristen, Muslim, dan Yahudi, teks-teks suci sering digunakan, meskipun tidak tanpa kontroversi.
Ada beberapa cara untuk melakukannya. Di Asia Tenggara, Anda dapat mendorong benda tajam melalui halaman buku untuk melihat di mana ujungnya mencapai.
Atau, Anda dapat membuka halaman secara acak dan melihat ke mana pandangan Anda tertuju. Meskipun mungkin memerlukan interpretasi yang cermat, bagian tersebut dianggap mengandung jawaban atas dilema Anda.
Baca Juga: Melalui Ritual Ini, Sepasang Sapi Suci Ramal Hasil Panen Thailand
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR