Tidak seperti bahan bakar fosil, penggunaan energi matahari sebagai sumber energi tidak meninggalkan jejak karbon (carbon footprint) atau mencemari lingkungan. Sehingga energi surya memegang peranan penting dalam mendekarbonisasi sektor energi negara.
Menurut Kementrian Energi dan Sumber Mineral, pengembangan energi surya di Indonesia mencakup pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di perdesaan dan perkotaan, mendorong komersialisasi PLTS dengan memaksimalkan keterlibatan swasta, mengembangkan industri PLTS dalam negeri, dan mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia perbankan.
Namun, menurut James, masih diperlukan edukasi dan sosialisasi pemahaman mengenai pentingnya program dekarbonisasi kepada masyarakat luas lewat berbagai media untuk bisa mencapai tujuan pemerintah Indonesia yang memiliki komitmen untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060, menjadi negara zero-carbon.
“Masih banyak potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan, sekarang ini perkembangan teknologi sangat pesat, banyak penemuan dari ilmuwan yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat tapi sekaligus berkontribusi dalam mencapai target zero-emission,” ujar James yang saat ini berusia 17 tahun. Ia ingin kelak bisa mendalami ilmu fisika terapan dan melakukan penelitian lain yang bisa membawa perbaikan bagi warga.
Selanjutnya James sedang dalam tahap perencanaan program peningkatan kesadaran masyarakat (awareness), yang dimulai dari tingkat pelajar dan generasi muda, lewat media sosial maupun media lainnya, yang akan mengulas mengenai dekarbonisasi.
Ia berharap dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya energi terbarukan dan khususnya energi dari tenaga surya, masyarakat dapat tergerakkan untuk memilih menggunakan lebih banyak energi bersih.
“Saya berharap suatu waktu di masa depan anak-anak tidak harus melewati masa belajar malam hari dengan lilin, dan rumah mereka dapat diterangi oleh lampu tanpa mencemari lingkungan, sehingga bisa belajar dengan lebih baik, lebih semangat mencapai cita-cita.”
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR