Nationalgeographic.co.id—Yonih (62), seorang ibu rumah tangga di Tangerang Selatan, meninggal dunia pada Senin pekan ini setelah mengantre gas elpiji 3 kilogram. Perempuan lansia itu meninggal dunia diduga karena kelelahan setelah berdiri lama untuk mengantre demi mendapatkan gas melon yang langka dan berjalan kaki jauh dengan mengangkat dua tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram tersebut.
"Tadi pagi saya masih ketemu, dia bilang mau antre gas. Saya sempat bilang nanti juga dianterin, tapi dia tetap berangkat. Biasanya antre di warung agen depan, ternyata dia pergi ke tempat yang lebih jauh," ujar Rohaya, adik korban.
Rohaya mengatakan, Yonih berangkat dari rumah dengan membawa dua tabung gas kosong. Lansia perempuan itu berjalan kaki seorang diri untuk membeli gas elpiji di agen yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah.
Setelah mengantre selama kurang lebih satu jam, Yonih berhasil mendapat gas elpiji dan kembali ke rumah berjalan kaki. Namun, dalam perjalanan pulang, Yonih sempat duduk di dekat tempat laundry untuk beristirahat dan kemudian dijemput menantunya.
Yonih tiba-tiba lemah tak berdaya sesampainya di rumah. Rohaya panik dan sempat mengajak Yonih bicara, tetapi sang kakak sama sekali tak merespons dan kemudian pingsan.
"Sesampai di rumah langsung pingsan. Dia sempat mengucapkan 'Allahu Akbar' dua kali, tapi setelah itu tidak merespons (pingsan)," kata Rohaya, seperti diberitakan Kompas.com.
Keluarga langsung membawa Yonih ke rumah sakit. Namun, setibanya di rumah sakit, nyawa Yonih ternyata sudah tidak tertolong.
Sebuah makalah studi bertajuk "Exhaustion as precursor of cardiac death" pernah membahas bahwa kelelahan memang bisa menyebabkan kematian. Apalagi pada para lansia.
Studi tersebut ditulis oleh para peneliti dari Department of Medical Psychology di University of Limburg. Makalah studi itu telah terbit di British Journal of Clinical Psychology.
Dalam makalah studi itu, para peneliti menulis, "Kelelahan yang berlebihan merupakan pertanda paling umum dari kematian jantung mendadak. Kondisi ini dapat mencerminkan ketegangan yang berkepanjangan atau penyakit jantung."
Baca Juga: Sejarah Dunia Gas Elpiji yang Kini Langka di Indonesia hingga Makan Korban
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR