Sesuatu yang mungkin dianggap nyeleneh dan tidak masuk akal oleh banyak orang. Mengubah langkah kaki, gerakan olahraga para siswa, serta bisingnya suara, menjadi sumber energi yang bermanfaat. Terdengar seperti fiksi ilmiah. Namun dengan tekad yang sudah terbentuk sempurna, aku tidak menyerah. Bumi butuh solusi untuk mengurangi jejak karbon. Aku yakin dapat menemukan cara yang berbeda.
Di balik tantangan besar yang sedang kita hadapi, Indonesia juga memiliki peluang besar untuk beralih ke energi terbarukan.
“Bayangkan kalau setiap langkah kita bisa jadi energi,” kataku. "Itu pasti keren!”
Negara ini dikaruniai potensi besar untuk mengembangkan sumber energi bersih seperti tenaga surya, angin, dan air. Selain potensi energi bersih seperti tenaga surya dan angin, ada juga peluang besar memanfaatkan energi kinetik dari aktivitas sehari-hari. Ini bukan hanya tentang alam, tapi juga tentang kita yang berperan langsung dalam mengurangi jejak karbon.
Konsep ini kutuangkan dalam gagasan GERAK (Generasi Energi Kinetik untuk Reduksi Karbon). Kita sudah sering mendengar tentang energi kinetik dan prinsip dasar yang menggerakkannya dalam mapel fisika di sekolah. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena gerakannya, semakin cepat dan berat benda itu, semakin besar juga energi yang dihasilkan.
Nah, energi ini bukan hanya sekadar konsep fisika di dalam buku pelajaran. Dengan teknologi yang tepat, energi kinetik tersebut bisa diubah menjadi energi listrik. Aktivitas di sekolah seperti berjalan di koridor, berlari di lapangan, atau bahkan melempar bola sebenarnya menciptakan energi kinetik.
Tidak hanya itu, kebisingan di sekolah seperti tepuk tangan, percakapan riuh, atau teriakan saat pertandingan juga mengandung energi kinetik. Dengan demikian, kebisingan yang selama ini dianggap gangguan justru dapat menjadi solusi energi yang inovatif dan ramah lingkungan.
Aktivitas tersebut dapat diubah menjadi listrik dengan teknologi sensor dan panel kinetik. Memanfaatkan energi kinetik dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon.
Bayangkan, berbagai kegiatan yang awalnya hanya rutinitas biasa mampu menyalakan lampu di ruang kelas. Rasanya seperti sihir, tetapi ini sepenuhnya bisa diwujudkan dengan teknologi modern. Langkah kecil yang kita lakukan setiap hari ternyata bisa memberi dampak besar bagi masa depan bumi.
Setiap langkah yang kita ambil dan setiap suara yang kita ciptakan memiliki potensi besar untuk menjadi sumber energi. Dengan memanfaatkan teknologi energi kinetik, sekolah bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga laboratorium inovasi yang ramah lingkungan.
Panel-panel kinetik dipasang sesuai fungsinya. Misalnya, panel kinetik berbasis suara dipasang di tempat-tempat ramai seperti kantin, lapangan, koridor, dan aula. Panel ini diletakkan di dinding atau langit-langit, di mana banyak suara berkumpul. Suara yang dihasilkan di area tersebut akan ditangkap dan diubah menjadi energi listrik. Sedangkan panel kinetik yang memanfaatkan tekanan biasanya dipasang di area dengan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi, seperti koridor sekolah, jalan masuk, atau lapangan olahraga.
Setelah aku menyosialisasikan konsep energi kinetik kepada teman-teman dan guru di sekolah, banyak dari mereka terlihat terkesan dengan ide tersebut. Mereka mulai menunjukkan ketertarikan yang mendalam dan mengajukan berbagai pertanyaan. Beberapa dari mereka bertanya tentang bagaimana proses konversi tekanan langkah kaki menjadi energi listrik pada panel kinetik yang memanfaatkan tekanan, salah satunya adalah Farhan.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR