Tiga tahun lalu, Eropa sangat bergantung pada Rusia untuk memenuhi kebutuhan gasnya, dengan 45% pasokan gas berasal dari negara tersebut. Namun, konflik di Ukraina memaksa Eropa untuk segera mencari sumber energi alternatif.
Dalam Forum Transisi Energi Global di Davos pada bulan Januari tahun ini, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menegaskan komitmen Eropa terhadap transisi energi.
Beliau mengumumkan bahwa target energi terbarukan Uni Eropa telah ditingkatkan menjadi lebih dari 42%, peningkatan signifikan dari target sebelumnya yang hanya 23%.
Pesan utama yang terus digaungkan oleh Fatih Birol, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA), adalah bahwa transisi energi dan keamanan energi bukanlah dua hal yang saling bertentangan.
Birol menolak anggapan bahwa salah satu harus diprioritaskan di atas yang lain. "Kita bisa mencapai keduanya!" tegasnya.
Menurutnya, dengan kebijakan transisi energi yang dirancang dengan baik, negara-negara dapat meningkatkan keamanan energi mereka, menurunkan harga energi, meningkatkan kemakmuran masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja baru. Lebih penting lagi, transisi ini dapat mengurangi ketergantungan pada mitra energi yang tidak dapat diandalkan.
Data terbaru menunjukkan tren yang menggembirakan. Pada tahun 2024, investasi global dalam teknologi energi bersih telah mencapai lebih dari AS$2 triliun, dua kali lipat dari investasi yang masuk ke bahan bakar fosil seperti batu bara, gas, dan minyak.
Birol juga menyoroti bahwa tenaga surya saat ini adalah "bentuk pembangkit listrik termurah di 90% wilayah dunia." Selain itu, biaya penyimpanan baterai juga mengalami penurunan signifikan sebesar 20% pada tahun 2024.
Namun, Birol juga menyampaikan keprihatinannya mengenai potensi yang belum termanfaatkan. Afrika, khususnya wilayah sub-Sahara, memiliki 60% sumber daya surya berkualitas terbaik di dunia. Ironisnya, wilayah ini menghasilkan listrik tenaga surya lebih sedikit dibandingkan dengan negara sekecil Belanda.
Lantas, langkah-langkah konkret apa yang diperlukan untuk mengubah situasi ini dan memastikan bahwa Afrika dapat memanfaatkan potensi energi suryanya yang luar biasa?
Baca Juga: Gen Z: Peduli dengan Isu Keberlanjutan, Tapi Tak Percaya Influencer
KOMENTAR