Nationalgeographic.co.id—Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangunan dan jalan yang dibangun oleh bangsa Romawi kuno terkenal kuat dan tahan lama meski usianya telah mencapai ribuan tahun.
Hingga kini, bangunan dan jalan yang mereka bangun masih berdiri dengan megah dan menjadi daya tarik bagi banyak orang.
Rahasia dari kokohnya bangunan dan jalan yang mereka bangun tentu tak luput dari ilmu sains yang mereka terapkan dalam material bangunan yang mereka gunakan dalam pembangunan.
Seperti diketahui, bangsa Romawi kuno turut memelopori kemajuan di banyak bidang sains dan teknologi. Mereka membangun alat dan metode yang pada akhirnya membentuk cara dunia melakukan hal-hal tertentu.
Bangsa Romawi adalah insinyur yang sangat mahir. Mereka memahami hukum fisika dengan cukup baik untuk mengembangkan saluran air dan cara yang lebih baik untuk membantu aliran air. Mereka memanfaatkan air sebagai energi untuk menyalakan tambang dan pabrik.
Mereka juga membangun jaringan jalan yang luas, sebuah pencapaian besar saat itu.
Lantas, apa penjelasan ilmiah di balik kokohnya bangunan dan jalan yang mereka bangun hingga tetap kokoh setelah ribuan tahun kemudian?
Pantheon adalah salah satu dari bangunan yang mereka bangun dan hingga usianya yang hampir 2.000 tahun, bangunan tersebut masih utuh dan bahkan memegang rekor kubah beton tak bertulang terbesar di dunia.
Sifat-sifat beton ini secara umum dikaitkan dengan bahan-bahannya, yakni pozzolana, campuran abu vulkanik dan kapur.
Bila dicampurkan dengan air, kedua bahan tersebut dapat bereaksi menghasilkan beton yang kuat.
Lebih lanjut, pada tahun 2023, tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan bahwa teknik yang digunakan untuk mencampur bahan-bahan tersebut rupanya juga berbeda.
Baca Juga: Mengapa Lalat Suka Manusia? Sains Bongkar Hal yang Diincarnya dari Kita
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR