Ketika tikus-tikus itu bertemu dengan pasangan yang dikenalnya dalam keadaan tidak sadar, mereka menunjukkan perilaku yang sangat berbeda terhadap pasangannya.
Perilaku ini biasanya berubah dari tindakan yang lebih lembut seperti mengendus dan merawat menjadi perilaku yang lebih keras seperti menggigit tikus lain atau menjulurkan lidahnya.
Tindakan yang dilakukan tikus-tikus ini jarang terlihat saat pasangannya sedang dalam kondisi aktif atau hanya tidur.
Mereka juga berhenti menggigit atau menjulurkan lidah saat pasangannya mereka kembali tersadar.
Tindakan yang dilakukan tikus-tikus itu cenderung lebih nyata saat kedua tikus saling mengenal.
Selama interaksi selama 13 menit, tikus menghabiskan lebih dari 47 persen waktunya, rata-rata, untuk berinteraksi dengan tikus yang tidak responsif.
Sebaliknya, hanya 5,8 persen waktunya yang didedikasikan untuk tikus yang aktif.
Tindakan yang diarahkan ke mulut atau lidah diamati dalam semua kasus. Selama 50 persen dari waktu tersebut, tikus-tikus itu berhasil menarik lidah pasangannya yang tidak responsif, seolah-olah untuk mencegah penyumbatan saluran udara.
Dalam satu pengujian ilmiah, yang melibatkan benda asing yang dimasukkan ke dalam mulut tikus yang tidak sadar, tikus yang 'merawat' berhasil mengeluarkan benda tersebut 80 persen dari waktunya.
Tampaknya upaya ini berhasil. Tikus yang telah direcoki (dirawat oleh tikus aktif) terbangun dan dapat berjalan kembali lebih cepat daripada yang tidak.
Tim peneliti menulis bahwa pembersihan benda asing dari mulut, pembukaan jalan napas yang lebih baik, dan pemulihan yang lebih cepat menunjukkan upaya yang mirip dengan upaya pemulihan.
Baca Juga: Karni Mata, Kisah Kuil di India yang Dihuni oleh 25.000 Ekor Tikus
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR