Nationalgeographic.co.id—Grup band Sukatani yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah, ramai diperbincangkan usai mereka menyampaikan permintaan maaf kepada pihak kepolisian.
Permintaan maaf itu sendiri dilatarbelakangi oleh lagu mereka yang bertajuk "Bayar Bayar Bayar" yang dianggap telah menghina institusi Polri karena adanya frasa "bayar polisi".
Namun, siapa sangka, pernyataan maaf tersebut justru menjadi bumerang bagi pihak kepolisian. Banyak pihak yang menilai Polisi telah membungkam ruang untuk kebebasan berekspresi, khususnya dalam dunia seni.
Kombes Pol Artanto, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, pun pada akhirnya mengakui bahwa anggotanya telah menemui band Sukatani. Meski dia membantah adanya tindakan intimidasi dalam pertemuan tersebut.
Lebih lanjut, Artanto kemudian memberikan pernyataan bahwa Polri sebenarnya tidak antikritik. "Ya monggo-monggo saja, kita menghargai ekspresi dan yang kritik membangun kepada Polri itu menjadi teman Bapak Kapolri. Kita menghargai semua itu," tambah Artanto, seperti dilansir Kompas.com.
Lagu-lagu yang mengubah dunia
Dalam sejarah umat manusia, diketahui adanya beberapa lagu yang diklaim telah memberikan dampak besar bagi umat manusia. Beberapa lagu tersebut bahkan disebut-sebut telah mengubah dunia untuk selamanya.
Seperti dilansir The Culture Trip, berikut ini 5 lagu yang diklaim telah memberikan perubahan besar bagi sejarah dunia:
1. "A Change Is Gonna Come"
Pada tahun 1964, Sam Cooke menciptakan sebuah lagu yang sangat kuat berjudul "A Change Is Gonna Come." Lagu ini bukan hanya sekadar musik, melainkan sebuah pernyataan sikap yang lahir dari gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat.
Terinspirasi oleh lagu "Blowin' in the Wind" yang dipopulerkan oleh Bob Dylan, Cooke merasa terpanggil untuk menciptakan karya serupa yang bisa menyuarakan ketidakadilan.
Baca Juga: Dari 'Bento' hingga 'Bayar Polisi': Mengapa Musik Penting untuk Kritik Sosial?
Lirik lagu ini sebagian besar terinspirasi oleh pengalaman pahit yang dialaminya ketika ia dan teman-temannya ditangkap dengan tuduhan mengganggu ketertiban umum, hanya karena mereka ditolak menginap di sebuah motel di Louisiana.
Cooke dengan berani menyuarakan realitas segregasi melalui lirik seperti, "Saya pergi ke bioskop dan saya pergi ke pusat kota dan seseorang terus mengatakan kepada saya jangan nongkrong," yang secara langsung menggambarkan diskriminasi yang ia rasakan.
Ironisnya, lagu yang penuh harapan ini dirilis sebagai singel beberapa bulan setelah kematian tragis Cooke. Ia meninggal dunia akibat ditembak oleh pemilik motel yang secara kontroversial mengklaim bahwa Cooke telah melakukan kekerasan seksual di salah satu kamar motelnya. Kematian penyanyi berbakat ini hingga kini masih menjadi misteri dan menimbulkan banyak pertanyaan.
2. "I Wanna Hold Your Hand"
Di tahun yang sama, 1964, dunia musik dikejutkan oleh kehadiran The Beatles dengan lagu "I Wanna Hold Your Hand." Lagu ini bukan hanya menjadi hit, tetapi juga dianggap sebagai awal mula revolusi musik yang menggemparkan di era 1960-an.
"I Wanna Hold Your Hand" berhasil membawa The Beatles menyeberangi Samudra Atlantik dan meraih popularitas yang luar biasa di Amerika Serikat. Dari band yang relatif tidak dikenal, mereka bertransformasi menjadi fenomena rock’n’roll terbesar yang pernah ada. Fenomena "Beatlemania," yang pada awalnya hanya terjadi di Inggris, kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Lagu yang ceria dan penuh semangat ini hadir di tengah suasana duka Amerika yang masih berduka atas pembunuhan Presiden John F. Kennedy pada November 1963.
Puncak kesuksesan mereka terjadi ketika The Beatles tampil di acara televisiEd Sullivan Show pada Februari 1964, yang berhasil menarik perhatian 70 juta penonton. Jumlah ini merupakan rekor penonton televisi terbanyak pada saat itu, menunjukkan betapa besarnya pengaruh The Beatles terhadap budaya populer dunia.
3. "Do They Know It’s Christmas?"
Dua dekade kemudian, pada tahun 1984, sebuah inisiatif musik amal yang luar biasa lahir dalam bentuk lagu Natal berjudul "Do They Know It’s Christmas?" Lagu ini merupakan gagasan dari Bob Geldof, vokalis band The Boomtown Rats, yang bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi korban kelaparan di Ethiopia.
Geldof berhasil mengumpulkan sejumlah musisi ternama untuk berkolaborasi dalam proyek ini, membentuk sebuah supergrup bernama Band Aid. Beberapa nama besar yang ikut serta dalam rekaman lagu ini antara lain David Bowie, Paul McCartney, dan Bono.
Baca Juga: Perjuangkan Tanah Adat, Tuan Tigabelas dan King of Borneo Rilis Lagu 'Suar'
Lagu ini memiliki melodi yang riang khas Natal dan pesan yang penuh harapan, namun liriknya justru mengandung kontradiksi yang tajam. Di balik kegembiraan melodi, terdapat lirik yang suram seperti "Lonceng Natal yang berdering di sana adalah dentang lonceng malapetaka," yang mengingatkan pendengar akan realitas penderitaan yang terjadi di Ethiopia.
4. "War"
Pada tahun 1970, Edwin Starr merilis sebuah lagu yang secara lantang memprotes Perang Vietnam berjudul "War." Lagu yang ditulis oleh Norman Whitfield dan Barrett Strong ini tidak hanya mengecam perang, tetapi juga menyerukan pentingnya harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
"War" menjadi lagu Motown pertama yang secara eksplisit menyampaikan pesan politik melalui liriknya yang ikonik, "Perang. Apa gunanya? Sama sekali tidak ada!" Dengan pesan anti-perangnya yang kuat, lagu ini mencatatkan sejarah sebagai sebuah lagu kebangsaan bagi gerakan anti-perang.
5."Strange Fruit"
Jauh sebelum itu, pada tahun 1939, Billie Holiday telah menciptakan sebuah lagu protes yang relevansinya tetap terasa hingga kini, yaitu "Strange Fruit." Lirik lagu ini merupakan metafora yang kuat untuk menggambarkan kebrutalan dan rasisme dari praktik main hakim sendiri yang marak terjadi di wilayah Selatan Amerika Serikat terhadap warga kulit hitam.
"Strange Fruit" telah menjadi simbol yang abadi untuk menggambarkan rasisme, kekejaman, rasa sakit, dan penderitaan yang dialami oleh banyak orang di Amerika Serikat. Pengaruh lagu ini sangat besar hingga majalah Time menobatkannya sebagai lagu abad ini pada tahun 1999.
Lebih dari 70 tahun setelah dirilis, lagu ini terus menginspirasi dan bahkan rapper Kanye West menggunakan sampel lagu ini dalam album terbarunya, "Yeezus," menunjukkan bahwa pesan "Strange Fruit" tetap relevan dan kuat hingga generasi masa kini.
Tambahan
"Imagine," sebuah mahakarya abadi yang dirilis pada tahun 1971 oleh John Lennon, secara luas dianggap sebagai lagu khasnya dan merupakan judul lagu dari album keduanya.
Karya solo Lennon yang paling ikonik ini menyimpan pesan mendalam yang pernah diungkapkan oleh sang pencipta sendiri sebagai "anti-agama, anti-nasionalistik, anti-konvensional, anti-kapitalistik, tetapi karena dilapisi gula, lagu ini diterima."
Lagu ini adalah ungkapan kerinduan Lennon yang tulus akan perdamaian dan harmoni universal bagi seluruh umat manusia di dunia. Meskipun pesan lagu ini telah lama bergema di hati banyak orang, maknanya semakin dalam dan menyentuh setelah tragedi pembunuhan Lennon pada tahun 1980.
Namun, ironi kehidupan seorang multi-jutawan yang mengajak dunia untuk membayangkan kehidupan tanpa kepemilikan telah memicu kritik dan perdebatan di antara sebagian orang yang mempertanyakan kontradiksi dalam pesan lagu tersebut.
KOMENTAR