Nationalgeographic.grid.id—Ilmuwan baru-baru ini telah dikejutkan oleh temuan sains mereka pada tawon Asia. Hewan kecil ini, ternyata jauh lebih berbahaya bagi ekosistem daripada yang diperkirakan sebelumnya, sebab tawon Asia bisa memakan lebih dari 1.400 spesies serangga, salah satunya adalah penyerbuk paling penting.
Dari hasil penelitian ilmiah terbaru yang dilakukan oleh para peneliti asal Universitas Exeter mengungkapkan tentang keganasan tawon Asia terhadap serangga lainnya. Meskipun lebah madu sering menjadi sasaran empuknya, predator invasif ini juga memiliki pola makan yang beragam dan mudah beradaptasi.
“Tawon Asia diketahui memangsa lebah madu, tetapi hingga kini berbagai macam makanan mereka belum diuji,” kata penulis utama studi Siffreya Pedersen, dari Universitas Exeter yang bersama timnya telah melakukan penelitian ilmiah pada mangsa tawon Asia.
Mereka menemukan sekitar 1.400 spesies berbeda ditemukan di dalam perut tawon Asia. Hal ini membuktikan bahwa tawon Asia mengonsumsi berbagai jenis mangsa yang sangat beragam.
“Makanan mereka sangat bervariasi sepanjang musim dan antarwilayah, menunjukkan bahwa mereka adalah predator yang sangat fleksibel,” tutur Pedersen.
Ekspansi cepat tawon Asia di seluruh Eropa menimbulkan ancaman serius terhadap populasi serangga yang sudah menurun, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang keanekaragaman hayati dan pertanian.
“Sebagian besar populasi serangga menurun karena faktor-faktor seperti perusakan habitat dan polusi kimia. Luasnya wilayah yang dihuni tawon Asia menimbulkan ancaman tambahan,” tegas Pedersen.
Tim Pedersen menganalisis sampel lebah yang dikumpulkan dari Prancis, Spanyol, Jersey, dan Inggris selama musim aktif mereka. Temuan mereka menunjukkan bahwa meskipun tawon Asia terkenal suka memburu lebah madu, pola makan mereka jauh lebih beragam. Mereka memangsa berbagai macam serangga, termasuk tawon lainnya, lalat, kumbang, kupu-kupu, ngengat, dan bahkan laba-laba.
Di antara spesies yang diidentifikasi, lebah madu Eropa adalah mangsa yang paling umum, muncul di setiap sarang yang diambil sampelnya dan di hampir semua larva di dalam sarang tersebut. Namun, penelitian menegaskan bahwa tawon Asia tidak hanya bergantung pada lebah madu, sehingga menjadikannya predator yang luas dan mudah beradaptasi.
Sebagai spesies invasif, tawon Asia telah menyebar di sebagian besar Eropa Barat. Di daratan Inggris, pihak berwenang menghancurkan sarangnya setiap tahun dalam upaya mencegah terbentuknya sarang tersebut.
Baca Juga: Dunia Hewan: Apa yang Anda Pikir Saat Mendengar Nama Tawon Pembunuh?
Penelitian ini menggunakan metode yang disebut pengurutan mendalam untuk mengidentifikasi spesies mangsa dalam usus lebih dari 1.500 larva tawon Asia, yang memakan makanan yang disediakan oleh tawon dewasa.
Dari 50 spesies mangsa invertebrata teratas yang teridentifikasi, 43 diketahui mendatangi bunga – dan di antaranya adalah tiga penyerbuk tanaman utama Eropa: lebah madu Eropa, lebah ekor kuning, dan lebah ekor merah.
“Serangga memainkan peran penting dalam memungkinkan ekosistem berfungsi – termasuk penyerbukan, dekomposisi, dan pengendalian hama,” kata Pedersen.
“Studi kami memberikan bukti tambahan yang penting tentang ancaman yang ditimbulkan oleh tawon Asia saat mereka menyebar ke seluruh Eropa,” kata Dr. Peter Kennedy, dari Exeter’s Environment and Sustainability Institute.
Para peneliti mengidentifikasi 1.449 “unit taksonomi operasional” dalam usus larva lebah. Lebih dari separuhnya dapat diidentifikasi sebagai spesies tertentu, tetapi sisanya tidak dapat diidentifikasi, jadi jumlah pasti keseluruhan spesies yang ditemukan dalam sampel tidak dapat dipastikan.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Science of The Total Environment pada 4 Maret 2025 bertajug “Broad ecological threats of an invasive hornet revealed through a deep sequencing approach.”
Source | : | SciTechDaily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR