Nationalgeographic.grid.id—Greenwashing adalah praktik menyesatkan di mana perusahaan mengklaim produk atau bisnis mereka lebih ramah lingkungan dari kenyataannya.
Taktik ini seringkali menggunakan istilah ambigu seperti "alami" tanpa penjelasan yang jelas, atau menyoroti satu aspek positif lingkungan sambil mengabaikan dampak negatif yang lebih besar.
Contoh terkenal greenwashing adalah kasus Volkswagen yang memanipulasi data emisi agar mobil mereka terlihat lebih efisien. Perusahaan minyak dan gas juga sering dituduh melakukan greenwashing saat mereka mempromosikan proyek energi hijau, padahal bisnis utama mereka tetap bahan bakar fosil.
Klaim "ramah lingkungan" yang palsu sangat merusak. Ketika kebohongan terungkap, kepercayaan pelanggan hilang. Bahkan tanpa niat buruk, greenwashing menghambat kemajuan keberlanjutan yang sesungguhnya.
Perhatian dan investasi jadi teralihkan dari solusi lingkungan yang lebih efektif. Penting bagi organisasi yang peduli lingkungan untuk mengambil langkah nyata menghindari praktik greenwashing ini, terutama menjelang tahun 2025.
Strategi ampuh mencegah greenwashing di tahun 2025
Menghindari greenwashing memang memerlukan upaya khusus. Berikut lima langkah penting yang dapat diterapkan perusahaan Anda pada tahun 2025, seperti dilansir laman Greener Ideal:
1. Kendalikan emisi pihak ketiga
Rantai pasokan seringkali menghasilkan emisi 11 kali lebih besar dari operasi internal perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk memantau dan mengurangi jejak karbon dari pemasok dan pihak ketiga.
Prioritaskan kerja sama dengan institusi yang terverifikasi berkelanjutan atau bersama-sama mengembangkan rencana lingkungan yang jelas. Hindari mitra yang tidak transparan mengenai jejak karbon mereka.
2. Gunakan material ramah lingkungan
Pilih sumber daya yang berkelanjutan untuk bangunan dan produk. Atap logam daur ulang adalah pilihan tepat untuk bangunan karena memantulkan panas dan mengurangi emisi energi.
Bahan biodegradable atau terbarukan seperti bambu dan miselium bisa menjadi alternatif pengganti material konvensional. Pertimbangkan selalu emisi dari proses ekstraksi sumber daya.
3. Beralih ke energi hijau
Listrik dari bahan bakar fosil masih mendominasi. Untuk benar-benar mengurangi dampak lingkungan, beralihlah ke energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.
Investasi awal mungkin besar, tetapi akan menghemat biaya listrik jangka panjang dan memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Pilih jenis energi terbarukan yang paling efektif di wilayah Anda.
4. Minimalisir emisi transportasi
Elektrifikasi transportasi adalah solusi, tetapi pastikan seluruh rantai logistik juga menggunakan kendaraan listrik (EV). Emisi dari truk diesel pihak ketiga dapat menghilangkan manfaat EV yang Anda gunakan.
Pertimbangkan juga kebijakan kerja hibrida atau jarak jauh untuk karyawan, serta fasilitas transportasi umum atau carpooling untuk mengurangi emisi dari perjalanan karyawan.
5. Pantau dan laporkan kemajuan
Pencatatan dan pelaporan yang detail sangat krusial. Ukur jejak karbon perusahaan Anda saat ini dan identifikasi area perbaikan. Tetapkan target pengurangan emisi, buat strategi formal, dan publikasikan rencana tersebut.
Laporkan kemajuan secara berkala kepada pelanggan dan stakeholder untuk menunjukkan komitmen Anda pada keberlanjutan. Dokumentasikan setiap perubahan strategi dan alasan di baliknya untuk menjaga transparansi.
Dengan komitmen kuat untuk mengakhiri greenwashing di tahun 2025, perusahaan tidak hanya meningkatkan citra positif, tetapi juga berkontribusi nyata dalam memerangi perubahan iklim dan membangun bisnis yang lebih bertanggung jawab.
Langkah-langkah ini adalah awal yang baik untuk perjalanan anti-greenwashing perusahaan Anda.
Baca Juga: Benarkah Tujuan Sustainability Terancam Akibat Demokrasi Dunia yang Kian Suram?
Termasuk Pengorbanan Manusia, Ini Beragam Respons Masyarakat Zaman Dulu Terhadap Gerhana
KOMENTAR