Nationalgeographic.co.id—Hiu putih besar telah lama menarik imajinasi manusia sebagai penguasa lautan yang tangguh. Mereka digambarkan sebagai penjelajah yang melintasi benua tanpa batas.
Namun, penelitian terbaru mengungkap kisah yang lebih kompleks di balik kehidupan hiu putih besar. Di bawah perairan yang luas, mereka terbagi menjadi kelompok-kelompok berbeda dengan jejak genetik unik yang terbentuk dari perjalanan panjang evolusi. Temuan ini membuka pandangan bahwa dunia hiu putih jauh lebih beragam daripada yang kita duga sebelumnya.
Selama ini, kita mengira bahwa seluruh hiu putih besar termasuk dalam satu spesies global yang mampu berenang melintasi jarak jauh. Namun, kemajuan teknologi komputasi dan pengurutan gen telah memungkinkan tim peneliti internasional untuk menggali lebih dalam. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok hiu di Pasifik Utara, Pasifik Selatan dan Samudra Hindia, serta Atlantik Utara dan Mediterania ternyata sangat berbeda.
Ketiga populasi hiu putih besar (Carcharodon carcharias) ini terpisah sejak sekitar 200.000 tahun lalu selama Periode Glasial Penultimate. Meskipun hambatan fisik berupa daratan dan perairan dangkal yang memisahkan mereka sudah lama hilang, pemisahan ini tetap berlaku dalam praktik.
Ketika populasi suatu spesies terisolasi secara fisik selama beberapa generasi, setiap kelompok akan membentuk profil genetik yang khas, yang dengan cukup waktu dan perubahan bisa berkembang menjadi spesies yang berbeda.
Sebelum teknologi pengurutan gen berkembang, spesies umumnya ditentukan berdasarkan atribut fisik yang tampak oleh mata. Ada asumsi bahwa beberapa jenis tidak mampu menghasilkan keturunan yang subur dengan jenis lain. Namun, analisis genom kini memperlihatkan gambaran yang berbeda tentang siapa yang sebenarnya kawin dengan siapa di alam.
Meskipun ketiga populasi ini belum cukup berbeda untuk dianggap sebagai spesies terpisah, jelas bahwa mereka jarang bercampur secara genetik melalui perkawinan silang.
Para ilmuwan mengurutkan bagian-bagian tertentu dari gen pada 89 individu hiu dari seluruh dunia, serta genom lengkap dari 17 individu. Kecuali satu individu, semua hiu dapat diklasifikasikan dengan jelas ke dalam salah satu dari tiga populasi yang berbeda.
Pemisahan gen ini menyiratkan bahwa hiu putih besar mungkin menghadapi ancaman lebih besar daripada yang kita duga. Hilangnya satu populasi saja akan sangat mengurangi keragaman genetik spesies, menghilangkan gen-gen penting yang kecil kemungkinan menyebar ke populasi lain.
Temuan ini menunjukkan bahwa setiap kelompok bergantung pada jumlah individu yang lebih sedikit untuk berkembang biak dibandingkan perkiraan sebelumnya. Satu pengecualian adalah seekor hiu 'hibrida' yang memiliki campuran gen Indo-Pasifik dan Pasifik Utara, memberikan secercah harapan bahwa populasi ini mungkin bisa menjembatani perbedaan historis mereka jika diperlukan.
"Jika semua hiu putih termasuk dalam satu populasi global yang besar dan terintegrasi, maka kehilangan mereka di satu area tidak akan terlalu berdampak," kata ahli biologi Catherine Jones dari University of Aberdeen.
Baca Juga: Selidik Sains: Bagaimana Hiu Greenland Bisa Hidup hingga 400 Tahun?
"Selama ini dianggap bahwa hiu yang hilang di satu lokasi akan digantikan oleh pergerakan dan perkawinan hiu dari lokasi lain." Temuan ini, lanjutnya, menunjukkan hal tersebut tidak mungkin terjadi.
"Konservasi yang berhasil memerlukan pengenalan unit manajemen, tetapi hal ini belum tersedia untuk hiu putih, yang diduga ada sebagai satu populasi global," jelas Les Noble, biosaintis akuatik dari Nord University di Norwegia.
Meskipun berstatus sebagai predator puncak, hiu putih besar menghadapi berbagai ancaman yang sebagian besar berasal dari aktivitas manusia. Mereka diburu bukan hanya karena kesalahpahaman dan dendam, tetapi juga untuk diambil dagingnya sebagai makanan serta rahangnya sebagai trofi.
Selain itu, banyak hiu putih yang tertangkap secara tidak sengaja sebagai tangkapan sampingan dalam industri perikanan. Pencemaran laut akibat sampah dan bahan kimia berbahaya semakin memperburuk kondisi habitat mereka.
Ancaman terhadap hiu putih besar tidak hanya datang dari manusia, tetapi juga dari orca. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orca mulai memangsa hiu putih, yang menyebabkan populasi mereka semakin tertekan.
Sebagai predator puncak, hiu putih besar memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dan keanekaragaman ekosistem laut. Mereka membantu mengontrol populasi spesies lain, sehingga mencegah ketidakseimbangan yang dapat berdampak buruk pada rantai makanan laut. Keberadaan mereka sangat berpengaruh terhadap ekosistem yang bertanggung jawab atas 20 persen sumber protein dalam konsumsi manusia.
Sayangnya, dalam 50 tahun terakhir, jumlah hiu putih besar telah menurun drastis. Menurut Noble, populasi mereka hampir berkurang setengahnya, yang menunjukkan bahwa spesies ini berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Di Eropa, hiu putih bahkan telah diakui sebagai spesies yang sangat terancam punah.
Jika tidak ada langkah perlindungan yang lebih ketat, hiu putih besar mungkin akan semakin sulit ditemukan di lautan. Upaya konservasi, seperti pengurangan perburuan, pengelolaan perikanan yang lebih baik, serta pengendalian pencemaran laut, menjadi sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup mereka di alam liar.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR