Santorini bak sebuah kuali magmatik raksasa dengan dua pulau vulkanik kecil yang bersarang di pusatnya yang terendam. Pulau ini memiliki sejarah vulkanik yang gelap dan berbahaya yang dimulai sejak 650.000 tahun yang lalu. Santorini memiliki letusan dahsyat pada tahun 1560 SM yang turut mengakhiri sebuah peradaban. Kemudian letusan signifikan pada tahun 726 M, dan bahkan letusan kecil pada tahun 1950.
Santorini masih merupakan sistem vulkanik yang aktif—dan bukan satu-satunya. Gunung berapi bawah laut di dekatnya yang disebut Kolumbo juga meletus pada tahun 1650. Letusannya menciptakan serangkaian tsunami tinggi dan awan gas beracun yang mematikan.
Badai seismik yang menjadi berita utama telah berlangsung selama beberapa waktu. “Badai ini dimulai menjelang akhir tahun 2024, mulai ada sedikit peningkatan seismik, tetapi tidak ada yang benar-benar menyadarinya,” kata Isobel Yeo, seorang ahli vulkanologi bawah laut di National Oceanography Centre di Southampton.
Pada akhir Januari 2024, terjadi peningkatan besar dalam kekuatan dan frekuensi gempa bumi ini. “Telah terjadi hampir seribu gempa per hari selama beberapa hari terakhir. Pasti sangat mengerikan untuk mengalaminya,” kata Pyle.
Mengapa gempa bumi di Santorini sangat aneh?
Gempa bumi tidak hanya terjadi di satu tempat. Kekacauan dimulai di Santorini sendiri, tetapi fokus seismik dengan cepat bergeser ke lepas pantai.
Pola gempa bumi juga tidak seperti rangkaian gempa bumi klasik. Sering kali, patahan pecah dan menghasilkan gempa terkuatnya atau gempa utama. Kemudian biasanya diikuti oleh serangkaian gempa susulan yang semakin lemah. Namun dalam kasus di Santorini, tidak ada gempa utama yang jelas.
Sebaliknya, wilayah tersebut diguncang oleh banyak gempa bumi dengan kekuatan yang hampir sama. Dan selama beberapa hari, gempa bumi tersebut tampak semakin kuat. “Hal ini sangat tidak biasa,” kata Preine.
Pola seismik yang tidak biasa ini dikenal sebagai kawanan gempa bumi. Gempa bumi terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia, tetapi masing-masing bersifat unik. Misalnya, kawanan gempa bumi di Semenanjung Reykjanes di Islandia dikaitkan dengan migrasi magma. Beberapa di antaranya berakhir dengan letusan dramatis. Namun, kawanan gempa di bawah Taman Nasional Yellowstone Amerika belum berujung pada aktivitas vulkanik modern.
“Dibandingkan dengan gempa klasik, kawanan gempa tidak mengikuti aturan,” kata Hubbard. Dan itu membuat perkiraan masa depan mereka menjadi sulit.
Apa yang menyebabkan gempa bumi di Santorini?
Untuk berspekulasi tentang apa yang mungkin terjadi dalam beberapa hari dan minggu mendatang, pertama-tama kita perlu menjawab pertanyaan kunci. “Apakah gempa bumi ini terkait dengan aktivitas vulkanik atau aktivitas tektonik?” kata Preine.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR