Setelah pasukan terakota, tembok Xi’an sekarang menjadi salah satu objek wisata paling populer di kota itu. Tembok ini telah menyambut ratusan pengunjung terkenal, termasuk Bill Clinton, Michelle Obama, dan Mark Zuckerberg.
Tembok Xi’an menghadapi ancaman pembongkaran selama tahun 1950-an sebagai bagian dari narasi “Great Leap Forward” di Tiongkok. Cheng mengatakan bahwa meskipun pembongkaran yang meluas dimulai lebih awal, menjelang akhir era Qing, tembok tersebut sebagian besar tetap utuh. Semua itu berkat status Xi’an sebagai ibu kota bersejarah kuno. Tantangan sesungguhnya muncul kemudian.
“Kisah konservasi membawa kita dari era Ming hingga Mao Zedong,” kata Laamann. “Tantangan itu adalah perebutan kekuasaan di dalam Partai Komunis. Satu faksi ingin menyingkirkan bangunan abad pertengahan lama di negara itu. Mereka berpikir di dunia modern, tidak ada tempat bagi sisa-sisa masa lalu seperti itu.”
Pasangan sejarawan arsitektur terkenal Lin Huiyin dan Liang Sicheng berjuang untuk melestarikan tembok kota di mana-mana. Mereka kalah di Beijing tetapi menang di Xi’an.
De Weerdt menunjukkan bahwa perebutan antara konservasi dan modernisasi bersifat universal. Ia mengutip contoh tembok abad pertengahan di Prancis dan Italia yang dirobohkan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
“Banyak dari apa yang kita lihat di tembok Xi’an saat ini dibangun kembali dengan bahan-bahan modern dan cara berpikir modern,” jelasnya. Namun, versi tembok ini memadukan sudut pandang budaya dengan sosial. Penduduk lokal dan wisatawan sama-sama dapat menghargai warisan kota sekaligus menggunakannya sebagai ruang publik perkotaan.
Xi’an terhubung dengan semua kota besar di Tiongkok, sehingga wisatawan dapat mencapainya dengan pesawat dan kereta api berkecepatan tinggi. Anda juga dapat terbang langsung ke Bandara Internasional Xianyang di Xi’an dari beberapa kota di Asia. Saat tiba di Xi’an, Anda dapat menjelajahi kota dengan mudah dengan berjalan kaki atau naik metro.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR