Contohnya, antara tahun 1885 dan 2019, Jamaica Bay, NY, AS kehilangan 95% karbon yang tersimpan di lahan basahnya, melepaskan emisi setara dengan emisi tahunan dari 4,5 juta mobil rata-rata AS.
Cunningham menambahkan, hilangnya habitat blue carbon tidak hanya melepaskan karbon dioksida yang “memperburuk krisis iklim saat ini, tetapi kita juga berpotensi kehilangan potensi penyerapan karbon di masa depan yang mereka miliki”.
Masa Depan Blue Carbon: Perlindungan dan Penelitian
Upaya perlindungan habitat blue carbon sudah dilakukan, salah satunya karena pengakuan akan pentingnya keanekaragaman hayati. Penelitian tentang blue carbon juga terus meningkat, dengan jumlah publikasi ilmiah naik 20 persen setiap tahun. Penelitian ini membantu mengukur karbon yang dilepaskan dan memungkinkan pengelolaan yang lebih baik.
Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change) bahkan telah membahas blue carbon di tingkat kebijakan internasional.
Cunningham menjelaskan, “blue carbon adalah bidang penelitian yang sangat baru, tetapi kita melihat blue carbon muncul dalam penilaian dampak lingkungan untuk ladang angin lepas pantai, baru-baru ini dalam setahun terakhir, padahal sebelumnya itu tidak menjadi pertimbangan”.
Pada tahun 2024, Inggris menjadi negara pertama yang memetakan dan memperkirakan karbon dari 885.000 kilometer persegi dasar lautnya. Proyek Pemetaan Blue Carbon (The Blue Carbon Mapping Project) memperkirakan 244 juta ton karbon tersimpan dalam 10 sentimeter teratas habitat dasar laut Inggris.
Jumlah ini lebih dari setengah total emisi Inggris pada tahun 2022. Mengingat 70% permukaan bumi tertutup sedimen laut, ini menunjukkan betapa pentingnya peran lautan.
Cunningham menekankan perlunya pemahaman lebih lanjut tentang interaksi berbagai aktivitas industri dengan habitat blue carbon. Ia juga menyampaikan bahwa keputusan pengembangan lautan harus mempertimbangkan isu ini.
“Ini tentang pembangunan yang tepat di tempat yang tepat... penting bagi kita untuk memaksimalkan mitigasi perubahan iklim sambil meminimalkan dampak terhadap alam,” ungkapnya.
Langkah utama adalah “mengurangi dan membatasi tekanan seperti penangkapan ikan dengan kontak dasar, polusi, dan pembangunan”. Diperkirakan, perlindungan dan restorasi habitat blue carbon skala besar dapat menghilangkan setara dengan 3% emisi gas rumah kaca global tahunan.
Konsep blue carbon credit juga mulai muncul sebagai potensi proyek restorasi untuk mengimbangi emisi karbon. Blue carbon credit sukarela pertama dibeli pada tahun 2022 oleh Urchinomics untuk restorasi kelp. Namun, perlu ada kolaborasi lebih lanjut untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dan mengatasi berbagai pertanyaan terkait implementasinya.
Blue carbon bukan lagi rahasia, dan pengetahuan ini memberikan kita panduan dan motivasi untuk melindungi serta memulihkan habitat-habitat penting ini.
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News: https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
KOMENTAR