Nationalgeographic.co.id—Meskipun tindakan sederhana seperti meminjamkan mesin pemangkas tanaman kepada tetangga mungkin terasa jauh dari konsep besar ekonomi sirkular, sesungguhnya setiap langkah yang mendorong pemanfaatan sumber daya yang terbatas secara lebih efisien dan cerdas merupakan kontribusi penting.
Ekonomi sirkular dirancang untuk menggunakan sumber daya secara jauh lebih berkelanjutan dan efisien dibandingkan dengan model ekonomi yang saat ini dominan, yang sering digambarkan sebagai sistem ambil-buat-buang—mengambil sumber daya, menggunakannya sekali, lalu membuangnya.
Berbeda dengan pendekatan yang boros ini, masyarakat kini semakin bergerak menuju sistem yang mengutamakan kurangi, gunakan kembali, dan daur ulang, sebuah pergeseran yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berpotensi memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan.
Anda tidak harus tinggal di tempat yang berkomitmen penuh pada ekonomi sirkular, seperti Amsterdam yang memiliki target ambisius untuk tidak menghasilkan sampah sama sekali dan mendaur ulang segalanya pada tahun 2050, untuk dapat menjadi bagian darinya.
Tindakan-tindakan pribadi yang tampaknya kecil, seperti memutuskan untuk membeli shower yang mendaur ulang air atau memulai praktik membuat kompos sendiri di rumah, sesungguhnya telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan.
Untuk mendukung rumah tangga agar dapat lebih giat mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang, berikut disajikan lima inovasi dan inisiatif yang dapat diaplikasikan seperti dilansir laman World Economic Forum:
1. Mendaur Ulang Air Mandi
Dalam satu sesi mandi selama 10 menit, rata-rata air yang terpakai mencapai 110 liter.
Mengingat shower menyumbang porsi penggunaan air terbesar di rumah tangga pada umumnya, yaitu sekitar 40%, maka mengurangi volume air yang kita gunakan saat mandi akan secara signifikan menurunkan konsumsi air rumah tangga secara keseluruhan, menjadikan area ini sebagai ladang inovasi yang penting bagi dunia bisnis.
Ikea, misalnya, telah berpartisipasi dalam pengembangan solusi yang mampu mendaur ulang, membersihkan, dan mendisinfeksi air mandi dalam sebuah sistem tertutup, yang pada saat yang sama juga berhasil mengurangi konsumsi energi hingga sekitar 70%.
Shower baru ini, yang saat ini masih dalam fase pengujian, mendaur ulang air yang seharusnya langsung terbuang ke saluran pembuangan, sehingga untuk mandi selama 10 menit hanya dibutuhkan sekitar 30 liter air bersih ditambah 90 liter air daur ulang.
Baca Juga: Kolaborasi, Kunci Cerahnya Masa Depan Ekonomi Sirkular di Indonesia
2. Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga yang Rusak
Tindakan memperbaiki barang-barang yang rusak secara langsung mengurangi kebutuhan untuk memproduksi barang baru. Namun, proses perbaikan sering kali membutuhkan peralatan dan ruang yang memadai, belum lagi keterampilan khusus, yang tidak semua orang memilikinya.
Salah satu solusi dalam kerangka ekonomi sirkular adalah keberadaan ruang-ruang kolaboratif seperti jaringan Repair Café, di mana masyarakat dapat membawa barang-barang rusak mereka untuk diperbaiki di lingkungan kafe, dengan peralatan yang tersedia dan sukarelawan ahli yang siap memberikan bantuan.
Pengunjung di 2.500 kafe yang tersebar di seluruh dunia dapat memperoleh bantuan khusus untuk mempelajari cara melakukan perbaikan sendiri, saling membantu dengan orang lain dalam pekerjaan perbaikan mereka, atau sekadar menikmati teh atau kopi sambil membaca buku-buku tentang perbaikan dan DIY yang disediakan di sana.
3. Berkebun Secara Sirkular
Area kebun, lahan kecil untuk berkebun, atau bahkan sekadar kotak tanaman di jendela dapat menjadi bagian integral dari ekonomi sirkular. Aktivitas berkebun menawarkan serangkaian praktik sirkular yang telah dijalankan oleh banyak orang selama beberapa generasi.
Kegiatan seperti meminjam mesin pemangkas tanaman dari tetangga, membuat kompos dari sisa organik, membagi tanaman dengan orang lain, atau menyimpan benih untuk penanaman di masa mendatang mungkin terasa seperti kegiatan sehari-hari bagi sebagian orang, namun ini semua merupakan contoh konkret dari prinsip ekonomi sirkular.
Menerapkan empat prinsip berkebun yang lebih ramah lingkungan—kurangi, gunakan kembali, daur ulang, dan investasikan kembali—tidak hanya hemat biaya tetapi juga sangat bermanfaat bagi lingkungan.
4. Memanfaatkan Kembali Barang-Barang Rumah Tangga
Bagi individu yang memiliki kreativitas tinggi, kesempatan untuk menggunakan kembali benda-benda yang sudah tidak terpakai sesuai fungsi awalnya dapat memberikan manfaat lingkungan yang signifikan.
Situs web kurasi gambar seperti Pinterest memungkinkan orang untuk memamerkan dan berbagi ide-ide kreatif mereka dalam memanfaatkan kembali barang.
Baca Juga: Sustainability: Indonesia Wajib Tiru, Potensi PLTA Ini Melesat Lewat Restorasi Ekologis
Namun, praktik memanfaatkan kembali tidak selalu berarti mengubah pintu menjadi meja kerja atau mendaur ulang botol susu menjadi pot tanaman herba.
Bahkan tindakan sederhana seperti menggunakan sikat gigi bekas untuk membersihkan area yang sulit dijangkau sudah mengurangi kebutuhan untuk membeli produk pembersih baru, sekaligus memperpanjang masa guna benda aslinya melampaui tujuan awalnya.
5. Mencari Dukungan dan Inisiatif Lokal
Bergantung pada lokasi tempat tinggal Anda, sangat mungkin Anda dapat memanfaatkan dukungan dari kota atau wilayah yang secara aktif mendorong ekonomi sirkular dan kemungkinan besar telah meluncurkan berbagai inisiatif lokal yang mendukungnya.
Kota-kota seperti Berlin, Milan, Cluj-Napoca, Paris, Vejle, dan Amsterdam telah mengalokasikan waktu selama tiga tahun untuk menguji berbagai inisiatif ekonomi sirkular sebagai bagian dari program yang didanai oleh Uni Eropa. Banyak inisiatif berskala kecil seperti ini dapat menghasilkan dampak yang besar.
Milan, misalnya, telah mengembangkan BOTTO—sebuah sistem komunikasi otomatis yang berfungsi untuk mengalokasikan kembali kelebihan makanan, sehingga secara efektif mengurangi limbah pangan.
Sementara itu, di Berlin, pihak berwenang telah memetakan potensi panas dari air limbah dan menghubungkan para pemasok panas ini dengan pengguna potensial untuk menciptakan sistem yang lebih efisien.
KOMENTAR