Baca Juga: Apa Saja yang Dimasukkan ke Dalam Peti Jenazah Paus Fransiskus?
Ia menjalankan pelayanan Petrus dengan dedikasi yang tak kenal lelah demi dialog dengan umat Muslim dan perwakilan agama lain. Terkadang mengundang mereka ke pertemuan doa dan menandatangani deklarasi bersama demi kerukunan di antara umat beriman dari berbagai kepercayaan.
Seperti Dokumen Persaudaraan Manusia (Human Fraternity) yang ditandatangani pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi dengan pemimpin Sunni al-Tayyeb.
Kecintaannya kepada orang miskin, orang tua, dan anak-anak mendorongnya untuk meresmikan Hari-hari Sedunia bagi Orang Miskin, Hari Kakek-Nenek, dan Hari Anak-Anak. Ia juga menetapkan Hari Minggu Sabda Tuhan.
Lebih dari pendahulunya, ia memperluas Dewan Kardinal, memanggil sepuluh konsistori tempat ia mengangkat 163 kardinal—133 pemilih dan 30 non-pemilih—dari 73 negara, 23 di antaranya belum pernah memiliki kardinal sebelumnya.
Ia menyelenggarakan lima sesi Sinode Uskup—tiga majelis umum biasa tentang keluarga, tentang kaum muda, dan tentang sinodalitas; satu majelis luar biasa juga tentang keluarga; dan sesi khusus untuk wilayah Pan-Amazonia.
Membela kaum terpinggirkan
Sering kali suaranya meninggi untuk membela orang-orang yang tidak bersalah. Saat merebaknya pandemi Covid-19, pada malam hari tanggal 27 Maret 2020, ia berdoa sendirian di Lapangan Santo Petrus, yang tiang-tiangnya secara simbolis merangkul Roma dan dunia, bagi umat manusia yang ketakutan dan dilanda wabah yang tidak diketahui.
Tahun-tahun terakhir kepausannya ditandai dengan banyaknya seruan untuk perdamaian. Ia menentang Perang Dunia Ketiga yang terjadi di berbagai negara—terutama Ukraina—serta di Palestina, Israel, Lebanon, dan Myanmar.
Melayani hingga napas terakhir
Ia dirawat di rumah sakit sejak 4 Juli 2021, yang berlangsung selama sepuluh hari untuk operasi di Rumah Sakit Agostino Gemelli. Fransiskus pada 14 Februari 2025 kembali ke rumah sakit yang sama untuk tinggal selama 38 hari karena pneumonia bilateral.
Kembali ke Vatikan, ia menghabiskan minggu-minggu terakhirnya di Casa Santa Marta. Ia mendedikasikan dirinya hingga akhir, dengan semangat yang sama, untuk pelayanannya kepada Petrus, meskipun belum pulih sepenuhnya. Pada Hari Paskah 20 April 2025 untuk terakhir kalinya ia muncul di loggia Basilika Santo Petrus untuk menyampaikan berkat khidmat Urbi et Orbi.
Source | : | Vatican News |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR