“Puluhan fosil T. rex telah ditemukan di Amerika Utara, namun temuan kami menunjukkan bahwa fosil leluhur langsungnya kemungkinan masih tersembunyi di Asia.”
Steve Brusatte, paleontolog dari University of Edinburgh dan rekan penulis studi tahun 2016, menyebut studi terbaru ini sebagai “karya ilmiah yang luar biasa.”
“T. rex adalah dinosaurus khas Amerika: besar, berani, dan buas—penguasa Amerika Utara bagian barat di akhir zaman dinosaurus,” kata Brusatte melalui email. “Namun kenyataannya, ia adalah pendatang. Dinosaurus paling ikonik dari Amerika ternyata adalah imigran dari Asia.”
Ukuran Raksasa
Penelitian ini juga memodelkan bagaimana kelompok tyrannosaurid dan megaraptor—kerabat dekatnya—berevolusi hingga mencapai ukuran raksasa. Para peneliti menemukan bahwa megaraptor, yang bisa tumbuh hingga 10 meter panjangnya, mulai berkembang menjadi besar pada periode yang sama dengan tyrannosaurid.
Diduga, kedua kelompok ini mengalami evolusi ukuran tubuh yang cepat setelah peristiwa pemanasan global sekitar 92 juta tahun lalu, yang dikenal sebagai Cretaceous Thermal Maximum (CTM).
Pemanasan ini dipicu oleh peningkatan kadar CO₂ dan metana di atmosfer akibat aktivitas vulkanik dan tektonik. Pada masa ini, suhu permukaan laut di daerah tropis bisa mencapai 35°C.
Setelah periode CTM berakhir, suhu global dan kadar gas rumah kaca menurun. Para peneliti berpendapat bahwa tyrannosaurid dan megaraptor mampu bertahan lebih baik daripada kelompok dinosaurus besar lainnya yang punah akibat penurunan suhu tersebut. Kepunahan ini membuka ruang ekologis yang memungkinkan mereka tumbuh jauh lebih besar.
“Temuan kami memberi gambaran bagaimana tyrannosaurus raksasa muncul di Amerika Utara dan Selatan selama zaman Kapur, dan mengapa mereka bisa tumbuh begitu besar menjelang akhir era dinosaurus,” kata Charlie Scherer, lulusan magister dari UCL yang juga menjadi salah satu penulis studi ini.
“Mereka kemungkinan tumbuh sebesar itu untuk menggantikan theropoda raksasa dari kelompok Carcharodontosauridae yang punah sekitar 90 juta tahun lalu,” tambahnya. “Kepunahan ini kemungkinan menghilangkan hambatan ekologis yang sebelumnya mencegah tyrannosaurus tumbuh sebesar itu.”
Brusatte menambahkan bahwa studi ini menunjukkan betapa besar pengaruh iklim terhadap bahkan dinosaurus terbesar sekalipun.
“Tampaknya tyrannosaurus bisa tumbuh besar berkali-kali secara independen, terutama ketika iklim yang lebih sejuk mendukung peningkatan ukuran tubuh,” katanya.
“Lebih mudah menjadi besar saat suhu lebih dingin. Raja para dinosaurus tidak ditakdirkan untuk berkuasa—mereka dibantu oleh iklim.”
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science,Royal Society Open Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR