Matematika mengalami kemajuan pesat di Eropa pada era modern awal. Salah satu tonggak terpenting adalah penemuan kalkulus—sebuah metode untuk menentukan luas geometris yang dibatasi oleh kurva, yang kelak menjadi fondasi penting bagi ilmu rekayasa dan sains modern.
Dua ilmuwan besar mengklaim telah menemukan kalkulus secara terpisah. Yang pertama adalah Isaac Newton, yang mengatakan bahwa ia mengembangkan kalkulus untuk karyanya Principia Mathematica tahun 1687 (meskipun ia menyebut metode itu sebagai "metode fluksion").
Yang kedua adalah polymath asal Jerman, Gottfried Wilhelm Leibniz, yang justru lebih dulu mempublikasikan sistem kalkulus berbasis diferensial dan integral—dan notasi yang ia gunakan masih dipakai sampai sekarang.
Persaingan keduanya memicu sengketa panjang dan pahit, lengkap dengan tuduhan bahwa Leibniz telah mencuri ide Newton dari naskah yang belum diterbitkan. Namun kini, para sejarawan sepakat bahwa Newton dan Leibniz mengembangkan kalkulus secara mandiri dan tanpa saling meniru.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR