“Jika kita berhasil menjaga suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius, sesuai Perjanjian Paris, risiko tambahan kepunahan masih bisa dikendalikan,” lanjutnya. “Namun begitu mencapai 2,7 derajat Celsius, ancamannya meningkat drastis.”
Urban menjelaskan bahwa amfibi adalah kelompok yang paling rentan karena siklus hidup mereka sangat bergantung pada cuaca dan sangat sensitif terhadap perubahan pola hujan dan kekeringan.
Spesies yang hidup di pegunungan, pulau, dan perairan tawar juga sangat terancam karena habitat mereka yang terisolasi membuat migrasi ke wilayah yang lebih layak menjadi sulit, bahkan mustahil.
Menurut Urban, membatasi emisi gas rumah kaca tidak hanya memperlambat pemanasan global, tetapi juga mengurangi risiko kepunahan secara signifikan. Di sisi lain, memahami spesies dan ekosistem mana yang paling terdampak juga penting untuk menentukan prioritas dalam upaya konservasi.
“Pesan utama kami kepada para pengambil kebijakan adalah: hubungan antara perubahan iklim dan risiko kepunahan kini jauh lebih jelas,” ujar Urban. “Sudah tidak ada lagi alasan untuk diam dan tidak bertindak hanya karena dampaknya dianggap belum pasti.”
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR