Shang Yang adalah salah satu negarawan pertama yang tercatat berbicara secara terbuka tentang Tiongkok yang bersatu. Ia memilih Tiongkok bersatu daripada beberapa negara bagian yang memiliki seperangkat aturan sendiri.
Salah satu gagasan yang dianut Shang Yang adalah perluasan tentara Tiongkok di negara bagian Qin. Alih-alih kaum bangsawan mengerahkan tentara pribadi, Shang Yang mengusulkan agar petani memiliki pilihan untuk mendaftar. Pendaftaran itu sebagai imbalan atas lebih banyak tanah. Gagasan ini disambut baik, dan sejumlah besar petani mendaftar. Alhasil, jumlah tentara Qin meningkat pesat. Dan karena tanah lebih murah, biaya untuk mempertahankan tentara seperti itu sangat rendah.
Namun, ungkapan kebiasaan lama sulit dihilangkan muncul dalam pikiran. Setelah kematian Adipati Xiao pada tahun 338 SM, kaum aristokrat menuduh Shang Yang melakukan pengkhianatan. Mereka mungkin takut atau tidak nyaman dengan gagasan Shang Yang yang tampaknya radikal tentang reformasi negara. Shang Yang dijatuhi hukuman mati. Ia disiksa dengan cara dicabik-cabik tubuhnya oleh lima kereta perang.
Namun, benih-benih itu sudah ditanam di negara Qin. Revolusi akan segera terjadi.
Penyatuan Tiongkok di bawah Kaisar Qin
Kebangkitan Qin sejak tahun 316 SM dapat ditelusuri hingga perluasan negara awal ketika negara-negara mikro Ba dan Chu berperang. Kedua negara memohon bantuan Qin dalam bentuk sumber daya dan manusia. Namun Qin menanggapinya dengan menaklukkan keduanya dan dengan demikian memperluas wilayah mereka sendiri.
Seiring dengan berkembangnya wilayah Qin, demikian pula pengaruh dan kekuatannya. Selama 40 tahun berikutnya, Qin memindahkan ribuan keluarga ke wilayah yang baru ditaklukkan untuk membentenginya. Qin pun memanfaatkan lahan pertanian yang menyertainya. Lahan pertanian itu kemudian menambah aliran pendapatan lain bagi pemerintahan negara Qin.
Ying Zheng mengambil alih kendali negara Qin saat berusia 13 tahun. Ia sering dianggap sebagai Kaisar pertama Tiongkok. Klaim tersebut berasal dari fakta bahwa ia adalah putra Raja Zhuangxiang dari Qin. Sang raja meninggal setelah 3 tahun bertakhta pada tahun 247 SM.
Setelah menjadi Kaisar, ia mengambil nama kerajaan Qin Shi Huang Di, yang berarti “kaisar pertama Qin”. Tahun-tahun awalnya mengambil bentuk kebijakan ekspansionis militer, seperti yang ia lihat saat tumbuh di negara Qin saat masih kecil.
Terobosan terbesar terjadi pada tahun 221 SM. Saat itu Qin berhasil merebut wilayah semua negara Zhou yang tersisa. Ia pun secara resmi mendirikan Dinasti Qin. Menggabungkan tujuh negara bagian beserta budaya, lanskap, dan wilayah berbeda di bawah satu label—Dinasti Qin—membutuhkan kerja keras. Bagaimana semua orang ini bisa bersatu di bawah satu bendera?
Penting juga untuk menyatukan bahasa agar mereka yang berada di berbagai wilayah kekaisaran dapat berkomunikasi satu sama lain. Hal itu mengharuskan sebagian besar orang mempelajari bahasa dan sistem penulisan baru. Maka, secara tidak sengaja menyebabkan terciptanya beberapa akademi (universitas awal) di seluruh Kekaisaran Tiongkok. Tujuannya adalah untuk membantu pembelajaran aksara dan bahasa baru.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR