Penyatuan budaya lain di bawah Dinasti Qin adalah standarisasi ekonomi—yang sekali lagi, merupakan langkah lain yang mutlak diperlukan. Berbagai negara bagian menggunakan mata uang yang berbeda. Namun Dinasti Qin memilih untuk menggunakan koin perunggu untuk tujuan perdagangan dan perniagaan.
Abjad dan ekonomi adalah dua aspek terpenting dari penyatuan, dan Qin berhasil melakukan keduanya dengan benar. Hal ini membantu menyatukan Negara-negara Berperang untuk pertama kalinya dalam sejarah Tiongkok. Dan Qin memang pantas untuk memerintah mereka sebagai satu kesatuan. Nama Tiongkok bahkan berasal dari ejaan kuno Qin, yang terkadang ditulis sebagai Ch'in.
Budaya di bawah Dinasti Qin
Mayoritas penduduk di Dinasti Qin terdiri dari petani—menurut beberapa perkiraan terkini, sekitar 90% dari populasi. Sebagian besar orang ini jarang meninggalkan desa atau kota mereka sepanjang hidup mereka. Dan meskipun ada sejumlah profesi yang tersedia, Dinasti Qin sebagian besar bercirikan pertanian. Sama seperti kaisar yang mewarisi jabatannya melalui ayahnya, putra-putra petani akan mewarisi pekerjaan ayah mereka. Jadi, sebagian besar keluarga bekerja sebagai petani dari generasi ke generasi.
Mungkin kreasi budaya terpenting selama Dinasti Qin adalah dimulainya salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia: Tembok Besar Tiongkok.
Dinasti Qin membangun jalan sepanjang 800 km, yang disebut Qinzhidao (secara harfiah diterjemahkan sebagai Jalan Lurus). “Jalan tersebut membentang melintasi Pegunungan Ziwu,” tambah Ollivier. Jalan ini merupakan kunci dalam pengembangan Tembok Besar China, karena membantu mengangkut material dari tambang ke tembok itu sendiri.
Tembok tersebut dibangun sebagai pertahanan utara terhadap negara lain. Dan tembok-tembok ini akhirnya saling terhubung. Lalu membentuk apa yang kemudian menjadi Tembok Besar Tiongkok berabad-abad kemudian.
Seorang pria bernama Meng Tian mengawasi proyek konstruksi besar ini. Diperkirakan lebih dari 300.000 pekerja didatangkan untuk mengerjakan tembok tersebut pada masa Dinasti Qin saja. Jumlah tersebut menunjukkan betapa pentingnya tembok tersebut secara budaya.
Makam Qin Shi Huang
Jika Tembok Besar Tiongkok adalah monumen budaya terpenting dari Dinasti Qin, maka makam Qin Shi Huang adalah yang kedua.
Sepanjang hidupnya, Kaisar Qin gemar membangun monumen-monumen yang mewah. Bahkan, di ibu kotanya yang megah, Xianyang, ia memerintahkan pembangunan replika bangunan istana negara musuh-musuhnya yang ditaklukkan. Masing-masing istana berfungsi sebagai pengingat bahwa wilayah mereka sekarang adalah wilayahnya.
Tidak mengherankan, ia tidak segan-segan mengeluarkan biaya untuk merencanakan tujuan akhirnya sendiri. Makamnya juga, dua ribu tahun kemudian, menjadi salah satu Keajaiban Dunia Modern. Ia mengirim 700.000 pekerja untuk membuat makam megah di kaki Pegunungan Lishan.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR