Salah satu ciri paling purba pada kasuari adalah kakinya. Tiap kaki memiliki tiga jari, dengan jari dalam yang memegang cakar seperti belati sepanjang hingga 12 cm.
Cakar ini tidak hanya untuk penampilan — tendangan kasuari sangat kuat, mampu melukai atau bahkan membunuh ancaman termasuk manusia.
Kaki mereka yang berotot mendukung gerakan cepat dan kuat, memberi mereka kemampuan menyerang predator seperti buaya dan ular sanca.
Penampilan kasuari juga sangat mencolok. Kepala dan lehernya tanpa bulu, dihiasi warna biru-merah yang cerah, sedangkan tubuhnya ditutupi bulu kasar berwarna hitam yang menyerupai rambut—memberi perlindungan dari semak berduri di dalam hutan.
Di lehernya menggantung “wattle” berwarna cerah—lipatan daging yang diyakini untuk menyampaikan sinyal sosial.
Misalnya, ketika kasuari menggelengkan kepala dan mengayunkan wattle-nya, hal itu bisa menjadi tanda agresi teritorial.
Pada bagian atas kepala terdapat struktur keras menyerupai helm, disebut “casque.”
Fungsi casque masih dipelajari, tetapi penelitian menunjukkan bahwa struktur ini berperan sebagai "jendela termal"—melepas panas saat suhu tinggi dan menahan panas saat dingin.
Casque juga kemungkinan membantu memperkuat dan menyebarkan suara rendah khas kasuari agar bisa terdengar dari jarak jauh.
Berbeda dari banyak hewan lain, pada kasuari justru pejantan yang merawat anak. Mereka mengerami telur selama ~50 hari, lalu merawat anak-anaknya hingga sekitar sembilan bulan setelah menetas.
Meskipun punya julukan menakutkan, kasuari pada dasarnya pemalu dan cenderung menghindari manusia.
Baca Juga: Benarkah Elasmosaurus Bukan Termasuk Dinosaurus Melainkan 'Hanya' Reptil?
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR