Awan ini termasuk tipe awan stratospheric polar, awan yang memainkan peran dalam penghancuran kimia di lapisan ozon. Awan nacreous memicu reaksi kimia yang mengubah chlorofluorocarbons (CFC) menjadi klorin yang menghancurkan ozon.
Dinamai dari bahasa Prancis “nacre” yang berarti “ibu dari mutiara”, awan ini terbentuk dekat dengan kutub di musim dingin ekstrim.
Baca juga: Kisah ‘Indiana Jones’ Thailand Menyelami Sungai Keruh Demi Harta Karun
Ketika suhu udara turun di bawah -83 derajat celsius, sedikit kelembaban di stratosfer terkondensasi menjadi gumpalan awan ringan yang mengandung kristal es.
Karena awan terbentuk pada ketinggian lebih dari 15.000 meter, Matahari tetap menerangi mereka bahkan ketika Matahari sudah berada di bawah cakrawala. Kristal air tersebar dan mengurai sinar, membuat awan bercahaya dengan irisan warna yang mirip dengan fajar atau senja.
3. Asperitas
Awan Asperitas memiliki bentuk yang sangat tidak biasa. Awan aneh ini baru dikenali secara resmi pada Juni 2015. Ini adalah jenis awan baru yang ditemukan dalam jangka waktu 50 tahun terakhir. Mereka terdiri dari gelombang yang gelap dan semrawut yang menggelung dan seakan hampir jatuh dari langit.
Pada tahun 2008, Gavin Pretor-Pinney dari Komunitas Pecinta Awan mengajukan awan jenis baru. Para anggota komunitas ini mengirim foto-foto "awan tanpa nama" dengan bentuk mirip gelombang air di laut. Pretor-Pinney mengusulkan nama asperatus, yang berarti "yang kasar" atau "gelisah."
Baca juga: Makhluk di Wajah Manusia, Ada Namun Tidak Dapat Dilihat Oleh Mata
Pada Juni 2015, nama yang sedikit dimodifikasi menjadi kata benda itu secara resmi diterima oleh Atlas Awan Internasional, yang merupakan bagian dari Organisasi Meteorologi Dunia.
4. Gelombang Kelvin-Helmholtz
Gelombang Kelvin-Helmholtz adalah formasi awan paling langka dan paling singkat. Awan berbentuk ombak ini adalah bahan buruan para pecinta awan. Awan jenis ini bisa tampak di mana saja di dunia dan di lapis atmosfer mana saja, namun sayangnya, formasi ini hanya berlangsung beberapa menit saja sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak.
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR