Nationalgeographic.co.id - Berbicara mengenai awan, National Geographic Indonesia pernah berbincang dengan beberapa orang yang tergabung dengan komunitas foto pemburu awan. Ketertarikan mereka sangat spesifik, hanya memotret awan.
Komunitas fotografi pemburu awan ini tidak muncul begitu saja. Mereka terbentuk karena sebuah alasan, yakni awan seringkali membentuk obyek yang menarik. Bahkan jika beruntung, kita dapat menemukan berbagai jenis awan yang langka untuk diabadikan.
Baca juga: Suhu panas Arktika Lelehkan Salju di Puncak Gunung Tertinggi Swedia
Berikut ini kami paparkan beberapa awan langka yang mungkin akan Anda temui di berbagai kesempatan.
1. Lenticularis
Awan ini dinamai sesuai dengan kenampakannya yang halus dan oval, Lenticularis. Awan altocumulus lenticularis dipercaya menjadi salah satu penjelasan logis mengenai fenomena penampakan benda terbang (UFO) di sekitar gunung.
Bentuk "menakutkan" ini biasanya tampak di puncak-puncak gunung. Hal ini berkaitan dengan penyebab terbentuknya. Lenticularis terbentuk ketika aliran udara yang melintas di atas gunung stabil dan lembab. Ketika aliran udara naik ke puncak dan mendingin, udara lembab kemudian mengembun dan membentuk awan di atas gunung.
Baca juga: Manusia Belum Bisa Menempati Planet Mars, Apa Alasannya?
Awan ini terlihat cukup mengerikan karena seakan-akan ada sebuah benda asing raksasa melayang dan menutupi pucuk gunung.
2. Nacreous
Awan Nacreous bisa dibilang sebagai jenis awan yang paling langka dan paling tinggi di Bumi. Di balik keindahan warna dan bentuknya, awan ini ternyata menyimpan hal yang tidak seindah warnanya.
Awan ini termasuk tipe awan stratospheric polar, awan yang memainkan peran dalam penghancuran kimia di lapisan ozon. Awan nacreous memicu reaksi kimia yang mengubah chlorofluorocarbons (CFC) menjadi klorin yang menghancurkan ozon.
Dinamai dari bahasa Prancis “nacre” yang berarti “ibu dari mutiara”, awan ini terbentuk dekat dengan kutub di musim dingin ekstrim.
Baca juga: Kisah ‘Indiana Jones’ Thailand Menyelami Sungai Keruh Demi Harta Karun
Ketika suhu udara turun di bawah -83 derajat celsius, sedikit kelembaban di stratosfer terkondensasi menjadi gumpalan awan ringan yang mengandung kristal es.
Karena awan terbentuk pada ketinggian lebih dari 15.000 meter, Matahari tetap menerangi mereka bahkan ketika Matahari sudah berada di bawah cakrawala. Kristal air tersebar dan mengurai sinar, membuat awan bercahaya dengan irisan warna yang mirip dengan fajar atau senja.
3. Asperitas
Awan Asperitas memiliki bentuk yang sangat tidak biasa. Awan aneh ini baru dikenali secara resmi pada Juni 2015. Ini adalah jenis awan baru yang ditemukan dalam jangka waktu 50 tahun terakhir. Mereka terdiri dari gelombang yang gelap dan semrawut yang menggelung dan seakan hampir jatuh dari langit.
Pada tahun 2008, Gavin Pretor-Pinney dari Komunitas Pecinta Awan mengajukan awan jenis baru. Para anggota komunitas ini mengirim foto-foto "awan tanpa nama" dengan bentuk mirip gelombang air di laut. Pretor-Pinney mengusulkan nama asperatus, yang berarti "yang kasar" atau "gelisah."
Baca juga: Makhluk di Wajah Manusia, Ada Namun Tidak Dapat Dilihat Oleh Mata
Pada Juni 2015, nama yang sedikit dimodifikasi menjadi kata benda itu secara resmi diterima oleh Atlas Awan Internasional, yang merupakan bagian dari Organisasi Meteorologi Dunia.
4. Gelombang Kelvin-Helmholtz
Gelombang Kelvin-Helmholtz adalah formasi awan paling langka dan paling singkat. Awan berbentuk ombak ini adalah bahan buruan para pecinta awan. Awan jenis ini bisa tampak di mana saja di dunia dan di lapis atmosfer mana saja, namun sayangnya, formasi ini hanya berlangsung beberapa menit saja sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak.
Pola gelombang yang unik ini terbentuk ketika udara hangat berhembus di atas udara yang lebih dingin, lebih padat di lapisan yang lebih lamban.
Baca juga: Penelitian Mengungkap Bahwa Perempuan Lebih Emosional daripada Lelaki
Fisikawan William Kelvin dan Hermann von Helmholtz menjelaskan bahwa perbedaan kecepatan dan kepadatan dari udara ini menyebabkan tarikan. Proses ini kemudian menciptakan semacam lekukan di batas antara keduanya.
Meskipun indah, atmosfer yang bergelombang ini adalah tanda bahwa udara sangat tidak stabil dan dapat membahayakan pesawat.
5. Awan badai supersel
Supersel adalah jenis badai yang paling tidak biasa, karena pada umumnya hujan badai terbentuk dari awan cumulonimbus.
Yang membedakan supersel dengan badai pada umumnya adalah adanya aliran angin ke atas yang berputar terus-menerus (dikenal dengan mesocyclone). Aliran angin ini kemudian membuat badai mampu bertahan selama berjam-jam.
Baca juga: Kerangka Anak Dari Ritual Pengorbanan Aztec Ditemukan di Kuil Kuno
Supersel dapat menghasilkan angin yang sangat berbahaya. Hujan es seukuran bola tenis dan banjir bandang selalu mengintai di balik fenomena ini. Semua tornado berhubungan dengan supersel, meskipun tidak semua supersel menghasilkan tornado.
6. Langit Ikan Kembung
Kumpulan awan yang terbentuk tinggi di langit ini mirip sisik ikan kembung. Terlebih ketika sore, saat sinar matahari memberi barisan awan ini cahaya kemilau keperakan.
Awan tipis yang memuat kristal es ini adalah pertanda sedang terjadinya sebuah perubahan bentuk uap air. Awan ini terbentuk dari sejumlah kecil uap air di udara.
Baca juga: Emisi Karbon Membuat Iklim Bumi Kembali Seperti 50 Juta Tahun Lalu
Karena proses terbentuknya, awan cirrocumulus jenis ini kemudian dapat menjadi indikator adanya aliran udara hangat yang naik dan mengalir keluar dari badai di kejauhan.
7. Mammatus
Awan Mammatus berbentuk bulat dan menggantung di langit. Nama mereka berasal dari bahasa Latin, mamma, yang berarti "payudara".
Pada dasarnya, mammatus adalah awan terbalik yang terbentuk dari kantong udara dingin dan lembab yang tenggelam. Awan "payudara" ini dapat terbentuk berjajar sejauh ratusan mil.
8. Virga
Virga sebenarnya tidak termasuk dalam klasifikasi awan, namun sebuah "fitur tambahan". Virga terbentuk ketika hujan atau salju mulai turun namun dengan segera menguap atau tersublim.
Virga terlihat seperti awan dengan "buntut halus" yang menjuntai. Awan Virga juga dapat tebentuk dalam jumlah yang banyak. Ketika terbentuk dalam kelompok, langit seakan sedang dipenuhi oleh ubur-ubur.
Baca juga: Ilmuwan Gunakan Beras Untuk Mencegah HIV, Bagaimana Caranya?
Virga yang berarti "poros" atau "cabang", sering terlihat dengan berbagai macam awan. Ketika muncul bersama awan suram seperti Nimbostratus, mereka memberikan kesan awan yang melesat dari tanah.
Karena proses terbentuknya, virga sering terlihat di daerah gurun, di mana curah hujan cepat menguap di udara hangat dan kering di lapisan bawah awan.
9. Lubang Fallstreak
Sama seperti Virga, Lubang Fallstreat tidak termasuk dalam klasifikasi awan. Meski begitu, Lubang Fallstreak terjadi pada lapisan awan cirrocumulus atau altocumulus, dengan tetesan air yang jauh lebih dingin dari titik beku air.
Meskipun suhu awan terbilang sangat dingin, namun tetesan ini tetap berbentuk cair karena kurangnya "benih" partikel es untuk tumbuh. Tanpa benih partikel ini, air ataupun embun harus mencapai suhu -40° C untuk dapat membenku.
Lantas bagaiaman lubang ini dapat terbentuk?
Ketika sebuah pesawat melewati lapisan awan ini, udara yang dilewati di sekitar sayap atau mesin jet akan mengembang dan mendingin, membuat tetesan di sekitarnya secara spontan membeku. Setelah kristal kecil pertama terbentuk, tetesan di sekitarnya pun tertular membeku, dan akhirnya jatuh.
Baca juga: Manusia Telah Mencari Bigfoot Selama 60 Tahun, Ini Awal Mulanya
Turunnya kristal es itu kemudian meninggalkan lubang bulat di lapisan awan. Lubang kecil yang terbentuk kemudian akan dengan cepat mengembang membentuk lubang dengan ukuran yang sangat besar. Pada beberapa kasus, Lubang Fallstreak dapat melebar sejauh 50 km hanya dalam satu jam.
Seperti awan lenticular, bentuk lubang ini sering dikira sebagai UFO. Bagi sebagian orang lainnya, lubang ini sering diartikan sebagai pertanda akan datangnya sebuah bencana—walau tidak terbukti secara ilmiah.
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR