Di sisi lain, rekan-rekannya mengalami pertumbuhan bisnis yang signifikan dari tahun ke tahun. Seperti saham aham Amazon naik 69 persen sepanjang 2018, Alphabet naik 12 persen dan Netflix naik 86 persen.
Facebook menjadi satu-satunya yang hingga kini minus 9 persen. Tampaknya para investor mulai resah dengan kredibilitas Facebook.
Sebelumnya, jejaring sosial milik Mark Zuckerberg seringkali mengalami kebobolan data yang meruntuhkan kepercayaan pengguna.
Baca Juga : Hasil Gambar Citra Satelit Sebelum dan Sesudah Gempa Sulawesi Tengah
Selain itu, pada 2016 lalu, Facebook terbukti bertanggung jawab dalam memenangkan Donald Trump pada Pilpres AS. Berita palsu mengenai Donald Trump sempat viral di Facebook dan dibiarkan begitu saja sehingga hal tersebut menguntungkan Trump.
Masih berhubungan dengan Pilpres AS, firma Cambridge Analytica yang membantu kampanye kemenangan Donald Trump ternyata telah mencuri 87 juta data pribadi pengguna Facebook.
Kasus ini sempat menghebohkan dunia global, termasuk Indonesia. Hal ini karena data yang dicuri tidak hanya pengguna yang berada di Amerika Serikat, melainkan tersebar di berbagai negara.
Kini, Facebook masih terus menyelidiki kasus peretasan ini, selagi melakukan upaya untuk meningkatkan keamanan data pengguna.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR