Nationalgeographic.co.id - Para astronom baru saja menemukan sebuah komet baru. Menurut Minor Planet Center, komet tersebut pertama kali dilaporkan oleh Don Machholz. Ia mengamati komet itu dengan cara visual, pertama kali pada Rabu (07/11/2018) atau Kamis (08/11/2018).
Selain itu, dua pengamat Jepang, Shigehisa Fujikawa dan Masayuki Iwamoto, juga melihat obyek yang sama di waktu yang sama juga.
Penemuan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh para astronom. Salah satunya adalah Marufin Sudibyo seorang astornom amatir dari Indonesia.
"Saat itu magnitudo komet +10, sekarang sudah + 8. Nampaknya bakal terang,” ucap Marufin.
Baca Juga : Banyak Kesamaan, Turis Indonesia Diharapkan Mengunjungi Zanzibar
Ketika ditanya apakah komet itu akan melintas di dekat Bumi, Marufin mengatakan bahwa benda antariksa tersebut berjarak lumayan jauh.
“Tapi perihelion atau garis edar terdekat Mataharinya mencapai orbit Mekurius. Akan cukup terang, jika komet itu nggak keburu hancur," imbuhnya.
Marufin juga menjelaskan bahwa deklinasi atau koordinat ekuator komet tersebut negatif.
"Ia mudah dilihat dari belahan Bumi selatan. Deklinasi maksimal -19, artinya dari kawasan garis khatulistiwa pun bisa terlihat hingga ketinggian 71 derajat. Cukup tinggi," tambah Marufin.
Baca Juga : Peristiwa Unik, Hyena dan Macan Tutul Berbagi Mangsa Hasil Buruan
Walaupun terlihat dari Indonesia, Marufin menjelaskan bahwa komet tersebut merupakan jenis teleskopik. Dalam arti lain, komet tersebut tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
Namun, bila ingin mengabadikan komet baru tersebut, Marufin memberikan tips yang bisa diikuti.
"Potret menggunakan kamera DSLR dengan lensa 50 mm atau lebih besar," ujarnya.
Menurut Marufin, komet ini hanya bisa dilihat saat fajar antara 12 hingga 22 November mendatang. Selepas itu, ia tidak akan terlihat sama sekali dari Indonesia.
Dia juga menjelaskan, pengamatan terbaik adalah pukul 04.00 WIB.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR