Kontradiksi Pangan Organik

By , Jumat, 19 September 2014 | 13:55 WIB

Setelah dipermainkan sorot mentari yang menari-nari di atas kawasan Salemba, Jakarta Pusat, tubuh saya tiba-tiba agak menggigil saat Albertus Setiawan, seorang penata gizi, menunjukkan sayur-mayur yang ada di dalam keranjang. Keranjang yang sama yang saya jumpai di Cisarua. Kini, saya berada di ruangan berpendingin berpintu logam, serupa lemari es raksasa, dikelilingi rak-rak untuk menyimpan sayur-mayur kebutuhan pasien yang berjumlah hingga 300 orang, di Rumah Sakit St. Carolus.

Saya tak lagi perlu bertanya, mengapa sejak 1996 rumah sakit ini menggunakan sayuran organik bagi seluruh pasien yang ada di sana, tanpa membedakan kelas tempat mereka berasal. “Sayuran dari Cisarua ini daya tahannya lebih lama, berbeda dengan sayuran di pasar,” ungkap pria yang biasa disapa Albert ini dengan ramah. Ia berpendapat, sayuran dari pasar bisa jadi telah melalui perjalanan panjang sebelum dibeli oleh pihak rumah sakit, membuatnya tidak segar.

Selain itu, “dari segi efektivitas, sayuran Cisarua bisa lebih banyak kita gunakan. Wortel-wortel ini hanya perlu dikupas tipis, sementara kalau dari pasar, wortelnya banyak yang berlubang dan berair, jadi terpaksa harus kita buang. Labu dari pasar juga banyak luka hitamnya,” ujar Albert sambil menyodorkan wortel-wortel gendut sedikit kusam namun bersih, kiriman dari BSB. Ia pernah membandingkan berat kotor dan berat bersih yang mereka dapatkan, saat berbelanja sayur organik dan non-organik. “Jauh lebih hemat jika menggunakan sayur organik,” terangnya.

Pihak rumah sakit tak hanya memikirkan pasiennya. Sebagian kecil pasokan sayur organik ini masuk ke koperasi karyawan. “Karyawan bisa memesan, dan saat pulang bekerja, tinggal mengambil pesanan mereka,” papar Albert.

Dari balik kisi-kisi, saya melihat dapur yang dipenuhi panci-panci raksasa yang berkilau di bawah sinar lampu. Wadah makanan pasien yang ditempeli lembaran notes beraneka warna: kuning tua, kuning muda serta hijau muda tertempel dengan rapi di sisi luar, siap menuju ruang pasien untuk santapan siang.

 !break!