Sejarah Dunia: Ketika Bangsa Eropa Saling Berebut Rempah-Rempah

By Sysilia Tanhati, Jumat, 12 Juli 2024 | 08:00 WIB
Perang rempah-rempah bisa dianggap sebagai salah satu konflik pertama yang melanda sebagian besar wilayah dunia. Bagaimana kisah perang rempah dalam sejarah dunia? (Public Domain)

Belanda mengadopsi mentalitas penjajah klasik untuk menindas penduduk lokal Indonesia. Khususnya petani rempah-rempah. Mereka membuat banyak perjanjian dan berusaha menukar rempah-rempah dengan barang-barang yang bahkan tidak dibutuhkan oleh penduduk asli pulau, seperti pisau.

Salah satu tokoh penting dalam Perang Rempah adalah seorang Belanda bernama Jan Pieterszoon Coen. Dia adalah Gubernur Jenderal Belanda di Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) dan sangat brutal.

Demi menjaga kerahasiaan lokasi perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Rempah-rempah, ia hampir memusnahkan penduduk asli Kepulauan Banda.

J.P. Coen memutuskan untuk menjadikan Batavia sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dunia.

Belanda memang memonopoli rempah-rempah pada awal abad ke-17. Namun Perusahaan Hindia Timur Inggris dibentuk pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I pada tahun 1600. Perusahaan itu menjadi pesaing serius bagi Belanda.

Masyarakat Kepulauan Banda terus menjual pala dan bunga pala kepada pedagang Inggris, sehingga membuat Coen berang.

Sebagai tanggapannya, ia memerintahkan hampir seluruh penduduk kepulauan Banda dideportasi atau dibunuh. Ia mengganti penduduk asli dengan budak-budak yang ditangkap VOC.

Belanda dan Portugis

Bukan hanya penduduk pribumi saja yang ditindas Belanda. Mereka menyadari bahwa mereka dapat memperluas kendali mereka atas perdagangan rempah-rempah lebih jauh ke utara. Dalam prosesnya, beberapa momen penting selama Perang Rempah terjadi dalam bentuk konfrontasi antara Belanda dan Portugis.

Di India, Belanda mengambil paksa banyak permukiman Portugis pada abad ke-15. Hal ini menciptakan monopoli atas perdagangan lada India. Nantinya, pada masa kebangkitan Kerajaan Inggris, permukiman Belanda ini akan diambil alih oleh Inggris.

Namun, pemain Portugal itu punya satu trik lagi di gudang senjata mereka. Seperti halnya Belanda, Portugis juga memanfaatkan perbudakan—ke mana pun mereka pergi, budak-budak akan mengikuti.

Baca Juga: KRI Dewaruci Angkat Sauh, Memulai Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024