Dugaan ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, di Kosta Rika, perkebunan nanas, pisang, dan kelapa sawit, menggunakan pestisida yang mengandung belerang dalam jumlah besar. Negara ini pun masuk ke dalam daftar penggunaan pestisida tertinggi di dunia–dengan rata-rata 25 kilogram per hektar lahan yang dibudidayakan. Dan monyet howler terbiasa memakan daun dari pohon-pohon di sekitar pertanian semacam ini.
Melihat hal tersebut, monyet howler mungkin mengonsumsi pestisida dalam jumlah yang signifikan sehingga memengaruhi melanin yang dihasilkan.
Meski begitu, peneliti mengatakan, hasil ini belum pasti. Masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab perubahan pigmen. Ini harus dilakukan dengan cepat karena walaupun bulu kuning tampaknya tidak berbahaya, tetapi perubahan warna yang mencolok dapat membuat monyet howler lebih rentan terhadap serangan jaguar dan predator lainnya.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR