Nationalgeographic.co.id - Program pemberdayaan masyarakat yang digagas Pertamina RU VI Balongan berhasil mencetak tenaga kerja muda berkualitas. Perusahaan yang bergerak di bidang Migas berisiko tinggi itu mampu “menyulap” mereka yang pada awalnya tidak bekerja menjadi ujung tombak keberlangsungan keselamatan di kawasan kilang.
Sebagai perusahaan yang bergerak di industri Migas, Pertamina RU VI Balongan tidak ingin terjadi sesuatu yang membahayakan di area sekitar kilang. Karena itu, faktor keselamatan menjadi hal mutlak yang harus dilakukan. Terlebih lokasi kilang tidak terlalu jauh dengan permukiman.
Sambil menyelam minum air, Pertamina mengajak pemuda sekitar untuk belajar dan berlatih menjadi Safetyman. Dapat kemampuan baru, dan juga mendapat kesempatan besar untuk bekerja.
Baca Juga : Perjuangan Mengentaskan Gizi Buruk dengan Ojek Makanan Balita
Proses pembentukan Safetyman sendiri tidak mudah. Butuh proses panjang. Karena tidak semua pemuda yang tinggal di kawasan kilang memiliki keterampilan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Pada tahun 2011, bekerja sama dengan Disnaker Kabupaten Indramayu, pelatihan Safetyman pun diadakan. Bukan proses yang singkat untuk menjadi tenaga pengaman yang andal. Calon Safetyman harus melewati rangkaian tes yang terdiri dari psikotes, wawancara internal, dan Medical Check Up (MCU).
Agung Darmawan, Safety Section Head Pertamina RU VI Balongan mengatakan, pembentukan Safetyman merupakan bagian dari program CSR Pertamina RU VI Balongan dalam bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). “Di samping tentu kebutuhan pertamina itu sendiri,” jelas Agung.
Agung menambahkan, pembentukan Safetyman dilakukan untuk mengawal seluruh tahapan proses yang berlangsung di Kilang RU VI Balongan berjalan dengan aman tanpa adanya insiden apa pun. Sekaligus sebagai bagian dari program Pertamina RU VI Balongan dalam upaya memberdayakan masyarakat sekitar area kilang.
Sebagai ujung tombak keselamatan perusahaan, tugas utama Safetyman adalah memastikan area kerja tadi aman, serta tidak ada risiko terjadinya kecelakaan. “Tugasnya mengawasi proses keselamatan di area kilang agar berjalan sebagaimana mestinya. Termasuk menjalankan tugas pengawasan aspek-aspek keselamatan kerja, aspek-aspek Health, Safety and Environmental (HSE) secara keseluruhan untuk menciptakan HSE excellence,” terang Agung.
Selain melakukan pengawasan, Safetyman juga diperbolehkan melakukan intervensi langsung terhadap pekerja yang dinilai bertindak tidak aman. Jika terjadi insiden, misalnya kebakaran, dengan sigap Safetyman dapat langsung melakukan aksi di lapangan.
Baca Juga : Sakuntala, Sari Jamu Kunyit Nan Segar dari KEM Kolok Bengkala untuk Desa
Safetyman juga bertindak sebagai informan yang melaporkan langsung apabila terjadi insiden di area kerjanya. “Safetyman sudah mendapat pelatihan akan segala risiko bahaya yang kemungkinan terjadi di industi kilang minyak,” kata Agung.
Diaplikasikan pada Kehidupan Sehari-hari
Riyan Gunawan, Safetyman Pertamina RU VI Balongan mengatakan, keselamatan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupannya. Pria yang sudah dikontrak selama tiga tahun oleh Pertamina ini mengaku tak bisa lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan. “Apa yang saya lakukan di sini terbawa dalam kehidupan keseharian saya. Saya menjadi lebih disiplin,” kata pria berumur 29 tahun ini, saat tengah beraktivitas di kilang minyak.
Awalnya, Ryan merasa tidak mudah menerapkan aspek keselamatan kepada para pekerja di kilang minyak. Banyak hambatan yang didapat. Salah satunya, sering terjadi adu argumen. Namun, Ryan tidak bosan untuk terus menanamkan kesadaran pada setiap pekerja akan arti pentingnya keselamatan dalam bekerja. “Kadang ada pekerja yang tidak terima apa yang kita sampaikan, kita juga kadang emosi. Tapi hanya sebatas adu argumen saja. Tidak pernah terjadi kontak fisik,” terang pria yang pernah bekerja sebagai buruh serabutan ini.
Ryan mengaku senang jika para pekerja mau mengikuti arahannya dan bersikap disiplin. Karena, katanya, itu demi kebaikan para pekerja juga. Meskipun, tetap saja ada pekerja yang tidak mau nurut. “Namanya karakter orang 'kan berbeda-beda. Tapi, saya tidak pernah berhenti memberi pengertian dan pemahaman bahwa aspek safety sangat penting bagi keselamatan seluruh pekerja,” terang Ryan.
Baca Juga : Warga Tuli-Bisu Desa Bengkala Berkreasi Lewat Kain Tenun dan Batik Lukis
Pertamina RU VI Balongan memiliki area kerja yang luas dengan jumlah tenaga kerja yang banyak. Untuk itu, butuh cara agar bisa menjangkau semuanya, yaitu dengan membagi-bagi Safetyman sesuai dengan area yang ada. Ada yang ditempatkan di MA (maintenance) 1, yaitu DTU, MA 2 area RCC, MA 3 area KLBB. Ada juga yang di tempatkan di area luar kilang. Sedangkan untuk penugasan dan penempatan dilakukan dengan sistem rolling per satu bulan.
Hingga saat ini, jumlah Safetyman di Pertamina RU VI Balongan ada sebanyak 65 orang, baik yang direkrut oleh Pertamina, maupun dari sejumlah perusahaan yang selama ini menjadi mitra kerja Pertamina RU VI Balongan (vendor).
Penulis: Agus Wahyudi
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR