Nationalgeographic.co.id - Saat pintu kandangnya terbuka, Lipi, si elang bondol jantan, langsung terbang bebas di langit Pulau Kotok, Kepulauan Seribu, pada Kamis (5/4/2018).
Sementara, Miriam, elang bondol betina yang berada di kandang yang sama dengan Lipi, masih tetap terdiam di sana. Barulah sekitar sepuluh menit kemudian, Miriam akhirnya ikut terbang bersama Lipi.
Lipi dan Miriam, dua ekor elang bondol di Pusat Konservasi dan Rehabilitasi Elang Bondol, Pulau Kotok, Kepulauan Seribu akhirnya kembali ke habitatnya. Mereka dilepasliarkan setelah tinggal di pusat konservasi selama beberapa waktu.
Baca Juga : Empat Rusa Timor Hasil Konservasi Dilepasliarkan di Hutan Mojokerto
Upaya pelestarian elang bondol
Pelepasliaran elang bondol ini merupakan program Corporate Social Responsibility Pertamina Marketing Operation Region III bekerjasama dengan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) sebagai upaya untuk melestarikan populasi burung yang sudah terancam punah ini.
Pertamina juga memberikan dukungan berupa fasilitas untuk pelestarian elang seperti kandang sanctuary, pusat edukasi, dan fasilitas umum lainnya.
“Tidak banyak yang tahu bahwa elang bondol yang merupakan maskot Jakarta ternyata saat ini sudah hampir punah karena penangkapan ilegal,” kata Dian Hapsari Firasati, Unit Manager Communication dan CSR MOR III.
Berdasarkan data JAAN, jumlah elang bondol saat ini hanya ada sekitar 25 ekor. Padahal, menurut Benfica, Ketua JAAN, dahulu kala, Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu memiliki nama Pulau Elang saking banyaknya spesies tersebut di sana.
Sayangnya, saat ini, elang bondol semakin sedikit. Bahkan, terancam punah.
Jumlahnya yang sangat mengkhawatirkan ini disebabkan oleh tingginya tingkat perburuan, penjualan, dan pemeliharaan secara ilegal. Juga masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap nilai penting keberadaan elang bondol terhadap ekosistem.
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR