Para ahli juga harus berspekulasi apakah dinosaurus yang mereka temukan berbulu atau hanya terbungkus kulit.
"Menurut saya metode ini sulit ditiru dan merupakan salah satu keunggulan sains," kata Lacovara.
C. Metode menebak
Ini adalah cara terakhir yang bisa dilakukan bila dinosaurus yang ditemukan tidak memiliki tulang humerus dan tulang paha.
"Argentinosaurus, Futalognkosaurus, dan Puertasaurus adalah contohnya, Mereka jelas besar, tetapi sulit untuk memperkirakan bobotnya," sambungnya.
Dinosaurus terpanjang mungkin jatuh pada Diplodocus dan Mamenchisaurus.
Keduanya adalah dinosaurus sauropoda yang ramping dan bertubuh panjang.
"Itu diketahui dari temuan tulang mereka yang cukup panjang, sekitar 35 meter," kata Lacovara.
Sebaliknya titanosaurus lebih pendek, misalnya Dreadnoughtus panjangnya sekitar 26 meter.
"Namun kategori ini masih belum pasti karena beberapa dinosaurus yang diklaim terpanjang kerangkanya terpisah-pisah," ujar Lacovara.
Amphicoelias, sauropoda yang diketahui dari sketsa dalam buku catatan ahli paleontologi abad ke-19 Edward Cope, disebut sebagai dinosaurus terpanjang, tertinggi, dan terberat.
"Amphicoelias mungkin hilang, hancur, atau mungkin tidak ada. Sejauh yang saya tahu, Amphicoelias tidak ada," imbuhnya.
Baca Juga : Lokasi Penyimpanan Senjata Nuklir Era Perang Dingin Ditemukan
Dinosaurus tertinggi mungkin adalah Giraffatitan, dinosaurus sauropoda setinggi 12 meter yang hidup di periode Jurassic akhir, sekitar 150 juta tahun lalu. Kerangkanya ditemukan di tempat yang sekarang dikenal sebagai Tanzania.
"Tingginya tentu saja tergantung pada apakah hewan ini dapat mengangkat leher mereka hingga ketinggian maksimum," kata Lacovara.
"Tungkai depan dan struktur pundak mereka terlihat seperti memiringkan leher mereka ke atas, tetapi kita mungkin tidak pernah tahu sejauh mana mereka bisa melakukan ini."
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com, penulis: Gloria Setyvani Putri. Baca artikel sumber.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR