Nationalgeographic.co.id - Saat pergantian musim, banyak hewan melakukan migrasi untuk bertahan hidup ataupun berkembang biak. Tidak terkecuali dengan paus bungkuk. Hewan raksasa ini melakukan migrasi dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan mamalia lainnya.
Seekor paus bungkuk betina pernah ditemukan melakukan perjalanan migrasi terjauh dari Brasil menuju Madagaskar, dengan total jarak mencapai 9.800 kilometer.
Apa yang mendorong paus bungkuk untuk bermigrasi memang masih menyisakan pertanyaan. Dalam penelitian terdahulu, paus bungkuk asal lepas pantai timur Amerika Selatan melakukan migrasi menuju pantai barat Afrika tanpa berhenti.
Baca Juga : Maximón, Santo Perokok dan Peminum Alkohol yang Dihormati di Guatemala
Pola migrasi serupa terlihat di antara paus bungkuk yang bermigrasi dari habitat asal mereka di Madagaskar menuju Samudra Hindia.
Terkait dengan penelitian tersebut, para ilmuwan menemukan habitat lepas pantai paus bungkuk di Pasifik barat daya dari Kaledonia Baru, sebuah wilayah di Pasifik Selatan. Untuk mempelajari lebih lanjut, para peneliti kemudian menggunakantag satelit radio yang dimonitor untuk melacak pergerakan paus.
Para ilmuwan mendekati paus dengan perahu dan menggunakan tiang sepanjang 8 meter untuk menempatkan tag di dekat sirip punggung mereka.
"Menempatkan tag pada paus adalah proses yang panjang, keras dan sulit, karena Anda harus mendekati mereka," ungkap pemimpin penulis studi, Claire Garrigue, ahli biologi kelautan di Opération Cétacés, Kaledonia Baru.
Para ilmuwan menganalisis data yang direkam selama 110 haru dari 34 tag. Tidak seperti penelitian sebelumnya, paus yang diberi tag di Kaledonia Baru tersebar di berbagai rute menuju pusat makanan di Antartika.
Peneliti merekam data yang tidak mereka duga. Data satelit menunjukkan bahwa sekitar 3/4 paus bungkuk Kaledonia Baru singgah di gunung laut dengan ketinggian setidaknya 100 meter lebih tinggi dari dasar laut.
Ketika melewati gunung laut, paus bungkuk memperlambat laju mereka dengan kecepatan rata-rata 1,3 km/jam dari sebelumnya 3,5 km/jam. Rata-rata persinggahan di Antigonia melebihi seminggu, bahkan yang terpanjang berlangsung selama lebih dari 22 hari.
Baca Juga : Tentang Sampah Plastik yang Menggantung di Sarang Burung Elang Paria
Para peneliti menjelaskan bahwa gunung laut lebih umum berada di Pasifik daripada di Atlantik. Hal ini bisa menjelaskan mengapa paus bungkuk Pasifik Selatan ini memanfaatkan gunung laut, sedangkan ikan paus bungkuk yang dianalisis sebelumnya tidak.
Namun para peneliti juga mengatakan bahwa mereka belum menemukan alasan yang lebih tepat terkait dengan persinggahan ini. Para peneliti menduga bahwa gunung laut memiliki beberapa peran penting, seperti menjadi lokasi berkembang biak, hingga lokasi dengan sumber makanan yang melimpah.
Peneliti juga menemukan temuan lain yang terkait. Walaupun di wilayah Kaledonia Baru terdapat banyak gunung laut, tapi paus bungkuk hanya memilih beberapa gunung laut saja. “Penelitian masa depan dapat menganalisis fitur dari gunung laut yang mereka sukai, dan fungsinya dalam melayani pengunjung raksasa mereka,” kata Garrigue.
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR