Nationalgeographic.co.id - Jika pergi ke arah tenggara Torino, Italia, sejauh 80 kilometer, maka Anda akan menemukan sebuah desa bernama Paroldo. Tak banyak yang dapat dilihat di desa ini, hanya rumah-rumah batu yang telah ditinggalkan, gang-gang berbentuk labirin dari abad pertengahan, hingga kapel yang dihiasi topeng.
Penduduk di desa ini juga cukup sedikit, hanya sekitar 230 penduduk. Namun, yang unik dari Paroldo adalah ia telah menjadi rumah bagi sekelompok wanita yang dipercaya memiliki kekuatan untuk menyembuhkan.
Selama bertahun-tahun, kelompok wanita yang dideskripsikan oleh warga setempat sebagai "penyihir putih yang baik" ini kerap disebut dengan nama "Masche".
Sejak dulu, Masche diketahui mampu mengatasi penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat. Mereka juga dapat menyembuhkan segala jenis penyakit kulit mulai dari herpes hingga psoriasis.
Baca Juga : Dari Tempat Pembuangan Sampah, Ilmuwan Temukan Mikroorganisme Pengurai Plastik
Romano Salvetti, seorang warga lokal dan pemilik restoran di Paroldo, memiliki hubungan yang menarik dengan para Masche. Sang ibu merupakan seorang Masche yang telah menyembuhkan banyak orang.
Kini, Salvetti dikenal sebagai "pemburu penyihir" modern. Namun, niatnya ini baik. Salvetti ingin melacak keberadaan Masche yang masih hidup, kemudian menyatukan mereka sehingga tradisi lama di Paroldo bisa dilestarikan.
Sejalan dengan misinya, restoran keluarga Salvetti yang sudah berdiri selama 100 tahun pun kerap dijadikan sebagai tempat menginap bagi para tamu yang ingin mendapatkan pengalaman atau mempelajari Masche.
"Masche terakhir yang tinggal disini adalah Teresina. Dia meninggal di tahun 1930-an. Meski begitu, saya yakin masih banyak Masche laindi Paroldo," ujarnya.
Menurut Salvetti, sulitnya melacak Masche yang masih hidup adalah karena mereka tidak ingin menyebarluaskan kekuatannya kepada banyak orang.
Kemampuan para Masche sendiri didapat dari para leluhur dan diwariskan secara turun temurun pada anggota keluarga perempuan. Sebelum Masche tertua dalam keluarga meninggal, dia harus menurunkan kemampuan menyembuhkannya kepada putrinya atau kepada cucunya.
Baca Juga : Manusia Purba Kerap Memburu Monyet dan Menjadikan Tulangnya Sebagai Senjata
Source | : | CNN |
Penulis | : | Nathania Kinanti |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR