Nationalgeographic.co.id - Ubur-ubur merupakan salah satu hewan spesial. Mereka tidak punya otak, tidak punya jantung dan makan melalui anusnya, tetapi bisa bertahan hidup sejak sebelum dinosaurus ada.
Namun, di antara semua jenis ubur-ubur, ada satu yang paling tidak biasa, yaitu Turritopsis dohrnii yang disebut ubur-ubur abadi.
Bukan berarti T dohrnii tidak akan pernah mati. Ketika mereka dimakan oleh makhluk yang lebih besar, T dohrnii akan mati. Namun, jika hanya terluka berat, kelaparan, atau mengalami tekanan lingkungan lainnya, mereka bisa mencurangi kematian dengan proses transdiferensiasi, proses yang juga digunakan oleh para peneliti untuk mengubah sel punca menjadi sel manusia lainnya.
Baca Juga: Masuk ke Perkebunan Sawit Milik Warga, Kawanan Gajah di Riau Alami Dehidrasi
Melalui proses ini, T dohrnii dewasa bisa kembali menempel ke permukaan yang kokoh dan mengubah dirinya menjadi gumpalan kecil. Tiga hari kemudian, gumpalan ini berubah lagi menjadi polyp yang merupakan fase awal kehidupan T dohrnii sebelum mereka aktif secara seksual.
Polyp baru ini secara genetik sama persis dengan T dohrnii yang asli hanya saja dengan tampilan yang berbeda. Ia kemudian bergabung sebagai koloni polyp yang menempel pada batu. Ini artinya, T dohrnii tidak mati, meskipun ia juga tidak hidup dengan tubuh yang sama.
Baca Juga: Mengenal Makhluk Unik Cryptids, Salah Satunya Berasal dari Indonesia
Dr Karl Kruszelnicki, komunikator sains Australia, menjelaskan dalam artikel ABC, 1 Agustus 2016, bahwa apa yang dialami makhluk ini seperti kupu-kupu yang menghindari kematian dengan menjadi kepompong lagi, atau ayam dewasa yang kembali menjadi telur.
“Secara teknis ini lebih cocok disebut 'regenerasi', tetapi inilah pengetahuan kita yang paling dekat dengan keabadian. Jika kita bisa mempelajari bagaimana T dohrnii melakukannya, kita bisa mengaplikasikannya ke ilmu medis untuk manusia," tulisnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Ubur-ubur Abadi yang Bisa Mencurangi Kematian". Penulis: Shierine Wangsa Wibawa.
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR