Nationalgeographic.co.id - Peristiwa pemadaman listrik massal di 3 provinsi di Pulau Jawa menggemparkan banyak pihak.
Kerugian pun tentu melanda banyak sektor, mengingat insiden listrik padam ini berimbas pada banyak titik vital publik lumpuh.
Penyedia jasa transportasi publik berenergi listrik di Jakarta alami lumpuh total. Penumpang KRL dan MRT harus dievakuasi demi keamanan.
Perusahaan jaringan komunikasi alami kerugian hingga miliaran rupiah akibat padamnya listrik yang membuat terputusnya koneksi.
Pengusaha dan pemelihara ikan hias alami kerugian besar akibat pompa oksigennya tak teraliri listrik dan sebabkan matinya ikan-ikan.
Baca Juga: Meski Padam Bersamaan, Mengapa Listrik di Beberapa Wilayah Tidak Menyala Serempak?
Pada sebuah acara talk show di TV One, ILC (Indonesia Lawyears Club) bertajuk "Listrik Mati, PLN Dihujat", Selasa malam (6/8/2019), ketua YLKI, Tulus Abadi menyampaikan beberapa keluhan pelanggan PLN yang datang dari berbagai daerah.
"Selama tiga hari ini banyak klaim pengaduan mengenai padamnya listrik di Jakarta, tapi tidak hanya di daerah Jabodetabek saja. Klaim pemadaman ini juga datang dari Papua, Ambon, dan dari berbagai daerah terisolasi yang masih banyak dialami." Jelas Tulus Abadi.
Kompas.com mencatat salah satu daerah itu adalah Kepulauan Biaro, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara. Sekitar 4.000 warganya hanya menikmati listrik 12 jam sehari.
Kejadian ini sudah lama terjadi. Warga sudah mengadu ke pemda setempat, namun sampai saat ini belum ada respons yang berarti dari PLN setempat.
Baca Juga: Jokowi Marahi
Tentu pemadaman ini terjadi di banyak tempat yang masih dalam kategori daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) lain yang belum banyak disorot media.
"Pemadaman di Jawa menyadarkan konsumen di luar Jawa yang masih sering alami pemadaman bergilir. Berdasarkan hitungan kami pemadaman di level Jawa sudah relatif lebih kecil, tetapi di daerah luar Jawa masih cukup signifikan." Jelas Tulus lagi.
Ini memang cukup mengherankan, semenjak kejadian listrik padam hari Minggu (4/8/2019) kemarin, serentak media ramai memberitakan musibah ini.
Tapi, pemadaman listrik yang terjadi di luar Jawa bisa dikatakan setiap hari terjadi, tapi apakah seribut insiden di Jawa? Kita tahu jawabannya, tidak.
"Sempat ada pesan Whatsapp ke kami, kalau PLN akan memberikan kompensasi 1 triliun kepada konsumen yang menjadi korban, maka seharusnya konsumen di Halmahera, dia bilang 'kami harus 50 triliun kerugiannya', karena setiap hari mati'". Ucap Tulus lebih jelas.
Baca Juga: Tumpahan Minyak, Bencana Industri yang Sangat Merugikan Manusia dan Alam
"Mengenai kompensasi kepada masyarakat sudah ada aturannya permen ESDM, dan PLN berkomitmen untuk melaksanakan hal tersebut," kata Sripeni usai menerima Presiden Jokowi di Kantor Pusat PT PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019) mengutip dari Kompas.com.
Ketentuan kompensasi konsumen sudah diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 27 Tahun 2017.
Konsumen akan menerima kompensasi berupa pengurangan tagihan listrik.
Lantas bagaimana kabarnya konsumen di luar wilayah Jawa yang sering alami pemadaman listrik bergilir? Haruskah kita bertanya kepada rumput yang bergoyang?
Source | : | Kompas.com,TV One |
Penulis | : | Mahmud Zulfikar |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR