Nationalgeographic.co.id - Seorang remaja yang tidak mengonsumsi apa pun selain kentang goreng dan junk food lainnya selama bertahun-tahun, kini mengalami kebutaan akibat pola makan yang buruk.
Kasus ini merupakan contoh nyata dari dampak makanan yang tidak sehat. Selama ini, makanan cepat saji memang dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit jantung, dan kanker. Mereka juga dapat merusak sistem saraf secara permanen, termasuk penglihatan.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Otak Hingga Cegah Kanker, Ini Manfaat Daun Kucai
Dalam laporan yang dipublikasikan pada jurnal Annals of Internal Medicine, remaja laki-laki ini mulai merasa ada yang tidak beres dengannya ketika berusia 14 tahun. Saat itu, ia memeriksakan diri ke dokter karena rasa lelah yang terus menerus dialaminya.
Hasil tes darah menunjukkan bahwa remaja tersebut memiliki anemia dan kadar vitamin B12-nya sangat rendah. Ia kemudian disuntik vitamin B12 dan diminta untuk memperbaiki pola makannya.
Namun, sayangnya, ketika berusia 15, remaja ini mulai mengalami masalah pendengaran dan penglihatan. Dokter kesulitan menemukan penyebabnya karena pindai MRI dan tes mata menunjukkan hasil normal.
Dua tahun kemudian, penglihatan anak ini semakin memburuk. Saat berumur 17, tes mata menunjukkan bahwa penglihatannya hanya 20/200 di kedua mata. Di Amerika Serikat, angka tersebut sudah masuk ke dalam kategori buta.
Hasil tes lebih lanjut menunjukkan bahwa remaja tersebut memiliki kerusakan pada saraf optiknya–serangkaian serabut saraf yang menghubungkan bagian belakang mata ke otak. Sebagai tambahan, ia juga masih mengalami kekurangan vitamin B12, vitamin D, zat tembaga, dan selenium.
Melihat betapa ia kekurangan berbagai macam nutrisi, dokter pun bertanya tentang asupan makanannya. "Pasien mengaku bahwa sejak sekolah dasar, dia tidak mau mengonsumsi jenis makanan tertentu," ungkap para peneliti dari University of Bristol dalam laporannya.
Kepada dokter, remaja tersebut mengatakan bahwa makanan yang sering ia konsumsi adalah kentang goreng, keripik kentang, roti tawar, irisan ham, dan sosis olahan.
Setelah mengesampingkan kemungkinan penyebab lainnya, remaja itu kemudian didiagnosis dengan 'neuropati optik gizi', atau kerusakan saraf optik yang dihasilkan dari kekurangan gizi. Kondisi ini memang dapat disebabkan oleh kekurangan gizi, obat-obatan, pola makan yang buruk, dan alkohol.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Stres Membuat Kita Kehilangan Berat Badan
Diketahui bahwa vitamin B sangat penting untuk sel. Kekurangan vitamin ini dapat menumpuk racun yang akhirnya menimbulkan kerusakan sel-sel saraf.
Kehilangan penglihatan akibat 'neuropati optik gizi' sebenarnya dapat dicegah jika didiagnosis lebih awal. Namun, pada kasus remaja tersebut, ketika berhasil didiagnosis, ia sudah buta permanen.
Lebih lanjut, menurut dr. Denize Atan, konsultan senior bidang oftalmologi di Bristol Medical School and Bristol Eye Hospital, kacamata juga tidak dapat membantu penglihatan remaja tersebut karena kerusakan saraf optik tak dapat diperbaiki dengan lensa. Ia hanya diberi suplemen gizi untuk mencegah kondisinya agar tidak memburuk.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR