Nationalgeographic.co.id - Banyak yang mengatakan, orang yang buta sejak lahir, justru memiliki pendengaran lebih tajam. Kini, para ilmuwan dari Universitas Washington berhasil menjelaskan penyebabnya.
Dalam laporan yang terbit di jurnal Neuroscience, Senin (22/4/2019), para ilmuwan memaparkan kebutaan sejak dini menyebabkan perubahan halus di sirkuit otak, terutama yang berkaitan dengan pendengaran. Para ahli yang terlibat dalam studi ini mengklaim bahwa temuan ini adalah yang pertama melihat dan menjelaskan tentang perubahan di korteks telinga pada orang buta.
"Studi sebelumnya hanya mampu melihat perubahan ini (orang buta memiliki pendengaran lebih tajam), tapi kami adalah yang pertama menjelaskan alasan di baliknya," ujar penulis utama studi Kelly Chang, dilansir Gizmodo Senin (22/4/2019).
Baca Juga : Manakah Indra Manusia yang Paling Baik? Berikut Jawaban Peneliti
Dalam memecahkan teka-teki ini, Kelly Chang dan koleganya memindai korteks pendengaran dari orang-orang yang dilahirkan buta atau mengembangkan kebutaan di awal kehidupan, termasuk orang dengan anophthalmia--kondisi di mana mata tidak ada--dengan MRI.
Para ahli juga memindai responden ketika sedang menjalani tes pendengaran seperti mendengarkan nada. Nada-nada itu dimainkan dengan frekuensi berbeda, kemudian aktivitas otak pada korteks pendengaran diukur. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang memiliki pendengaran rata-rata.
Baca Juga : ColouriseSG, Teknologi yang Mengubah Foto Hitam Putih Menjadi Berwarna
Setelah dibandingkan, para ahli menemukan bahwa korteks pendengaran kedua kelompok serupa, termasuk ukurannya. Namun yang menjadi pembeda adalah tentang bagaimana orang buta dan yang bisa melihat memproses suara. Chang dan timnya menemukan, korteks pendengaran orang buta lebih selaras dengan frekuensi suara ketika menjalani tes.
"Misalnya Anda ingin membedakan nada berfrekuensi rendah dan tinggi. Bagi orang yang dapat melihat, hal ini mudah dilakukan karena kita tahu letak not yang dimainkan berjauhan. Namun bagi tunanetra, mereka hanya mengandalkan pendengaran. Sebab itu, mereka (tunanetra) sebenarnya memiliki kemampuan mendengar yang jauh lebih baik karena dapat membedakan frekuensi dengan tepat," papar Chang.
Chang dan timnya memang memberi penjelasan baru tentang pendengaran orang buta. Namun, karena ukuran sampel penelitian terbilang kecil (9 orang buta dan lima orang sebagai kelompok kontrol), temuan ini masih jauh dari garis final dan ada banyak hal yang masih harus digali.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR