Ada sejumlah faktor risiko untuk masalah narkoba yang sedang berkembang. Ini termasuk:
anggota keluarga dengan masalah alkohol dan narkoba - mungkin karena mereka memiliki kerentanan genetik yang sama, atau karena mereka tinggal bersama sehingga saling mempengaruhi dalam terbentuknya pemikiran dan sikap
masalah kesehatan mental anggota keluarga atau Anda sendiri
kurangnya pengawasan dan keterlibatan orang tua
kurangnya koneksi dengan sekolah atau komunitas
Buruknya kemampuan menangani sesuatu dan mengendalikan emosi
pengabaian dini, pelecehan atau trauma - yang dapat mempengaruhi bagaimana otak dihubungkan dan juga mempengaruhi pemikiran dan kontrol emosional.
Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan mereka untuk mulai menggunakan alkohol atau narkoba sejak dini; semakin besar kemungkinan mereka memiliki masalah dengan alkohol atau narkoba; dan semakin besar kemungkinan mereka mengalami kesulitan mengurangi atau berhenti minum alkohol atau penggunaan narkoba.
Jadi ada beberapa hal yang bisa menyulitkan pecandu narkoba untuk lepas dan menjauh dari narkoba.
Beberapa orang memiliki kerentanan dan faktor risiko yang lebih besar daripada yang lain. Terhubung dengan sistem dopamin memaksa mereka untuk menggunakan narkoba, dan kerusakan pada sistem membuat pengendalian diri menjadi lebih sulit.
Otak dan tubuh beradaptasi dari waktu ke waktu untuk mengonsumsi narkoba dan akan bereaksi ketika alkohol atau narkoba keluar dari sistem. Dan memasangkan alkohol atau narkoba dengan sejumlah pemicu, yang mungkin menimbulkan keinginan kuat untuk mengonsumsinya.
Kita semua berbeda sejak lahir. Kita juga memiliki pengalaman berbeda dalam hidup yang memengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan memproses dunia sekitar. Ini mungkin menjelaskan, setidaknya sebagian, mengapa beberapa orang memiliki masalah dengan obat-obatan dan yang lainnya tidak.
Anda mungkin mendengar ada orang yang mengatakan bahwa ketergantungan narkoba adalah “penyakit otak kronis yang kambuh”.
Ketergantungan alkohol dan narkoba dapat menjadi kondisi kambuh kronis, tapi secara teknis, bukan sebuah penyakit - tidak ada bukti bahwa otak pada dasarnya rusak sebelum penggunaan narkoba.
Teori penyakit otak mengemukakan bahwa narkoba mengambil alih otak dengan cara yang dapat menghilangkan kontrol. Tapi pada kenyataannya, meski efek terhadap otak membuatnya lebih sulit, orang-orang yang memiliki ketergantungan terhadap narkoba dapat mengelola penggunaan narkoba mereka.
Kita tahu sejumlah strategi dapat mengubah cara kita berpikir dan merasakan secara substansial. Ini termasuk terapi psikologis, seperti terapi perilaku dan kognitif, dan beberapa obat. Ini dapat memberikan dukungan tambahan yang menunjukkan bahwa orang yang mengalami ketergantungan pada alkohol atau narkoba perlu melakukan perubahan.
Banyak orang membuat perubahan yang mereka inginkan secara sendiri tanpa bantuan, dan kebanyakan orang yang menjalani pengobatan berhasil mengubah konsumsi alkohol atau narkoba. Terkadang butuh waktu yang sedikit lama, tapi tingkat kekambuhan alkohol dan ketergantungan narkoba hampir sama dengan masalah kesehatan kronis lainnya, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.
Penulis: Nicole Lee, Professor at the National Drug Research Institute, Curtin University
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR