Nationalgeographic.co.id –Lanskap berbukit serta reruntuhan bangunan kuno Isla del Sol, Bolivia, menawarkan pemandangan yang terlihat seperti dari dunia lain. Apalagi ditambah keindahan Danau Titicaca—danau terbesar di Amerika Selatan—yang tampaknya tidak berujung.
Disebut-sebut sebagai tempat kelahiran orang pertama suku Inca, Manco Cápac dan Mama Ocllo, Isla del Sol menarik perhatian para pendaki dan sejarawan dengan peninggalan kuno serta jejak di tepi sungainya. Tidak hanya itu, pulau ini juga memukau bagi para penikmat bintang atau wisatawan yang ingin melarikan diri dari padatnya keseharian.
Bukti bahwa manusia kuno pernah menempati pulau sekitar danau Titicaca ini berasal dari abad ketiga SM. Kekayaan sejarahnya ada di mana-mana, mulai dari situs kuno seperti kuil Pillkukayna hingga jalur berbatu dan berkelok-kelok yang melintasi kota-kota kecil Isla de Sol.
Baca Juga: Kepulauan Sangihe dan Kerajaan Bawah Lautnya
Pulau tersebut memiliki populasi yang kecil—terdiri dari para petani dan nelayan, tapi tidak memiliki jalan raya untuk kendaraan bermotor. Penduduk lokal dan turis, bergerak melalui medan berbukit dengan berjalan kaki. Melewati padang rumput yang berangin sambil menikmati pemandangan biru di atas Danau Titicaca.
Di wilayah yang tenang, burung-burung—termasuk Grebe yang merupakan khas Titicaca—terbang di atas perairan sementara keledai dan ilama bermalas-malasan di dekat garis pantai.
Jika Anda lapar, trucha frita (ikan trout goreng) memenuhi menu restoran Isla del Sol.
Dan seperti namanya, pulau ini terpapar sinar matahari tanpa henti—menghasilkan vegetasi yang beragam dan cahaya cemerlang yang memantulkan Kristal air di sekitarnya.
Tips perjalanan
Untuk sampai di Isla del Sol butuh kerja keras. Memerlukan waktu empat jam menggunakan bus dari La Paz, kota besar terdekat, kemudian harus dilanjutkan lagi dengan naik perahu dari kota Copacabana selama 1,5 jam.
Source | : | Nathan Strauss/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR